Showing posts with label Islam. Show all posts
Showing posts with label Islam. Show all posts

Sunday, December 9, 2012

Gerakan Anti Korupsi dan Kesadaran Pendidikan Manusia Yang Memanusiakan

Foto dari detik.com
Korupsi Dan Pergulatan Kekuasaan
 
Tanggal 9 Desember diperingati sebagai Hari Anti Korupsi Internasional yang diperingati Komisi Pemberantasan Korupsi bersama pegiat dan organisasi antikorupsi lainnya dengan menyelenggarakan rangkaian acara menarik di berbagai kota di Indonesia. Kita semua percaya, jujur adalah langkah awal berantas korupsi! Untuk itulah, berbagai acara yang dikemas apik ini secara serentak akan menyuarakan Berani Jujur, Hebat!
Bukan hanya di Indonesia, di seluruh dunia korupsi menjadi penyakit yang sangat berbahaya dalam kehidupan manusia. Karena kerugiannya bukan hanya bersifat material namun juga rusaknya moral serta akhlak dimana manusia yang bersangkutan tidak bisa menjaga amanah yang telah dipercayakan padanya untuk di kelola dan dipegang. Korupsi bukan hanya dilakukan oleh seorang bos atau pemimpin, namun mulai dari kelas pegawai rendahan sekalipun sudah terjangkiti.
Korupsi di negeri kita benar-benar sudah sangat parah karena sudah jadi kerak yang susah sekali di kikis, hampis semua sistem tatanan bernegara kita sampai saat ini masih terjadi praktek-praktek penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan yang merugikan kepentingan negara dan rakyat satu negara hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu. 
Hal di atas terbuktikan dengan kejadian berikut ini:
Suatu Malam terjadi kehebohan di Gedung KPK……Mirip dengan peristiwa bersejarah Reformasi pada bulan Mei 1998, rakyat “berkumpul” di depan gedung para “Satria Anti Korupsi” itu didukung “Rakyat Internet” melalui Media Sosial. Hubungan Polri dan KPK meregang setelah penyidik Polri di KPK, Noval Baswedan, rencananya akan ditangkap Polda Bengkulu, Jumat (5/10) kemarin. 
Jika insiden KPK ini dibiarkan, bukan mustahil suatu saat ada polisi yang menyerbu istana presiden tanpa sepengetahuan Kapolri. Jika alasannya ingin menangkap penyidik KPK yang terlibat masalah hukum, seharusnya dilakukan sesuai SOP yaitu lewat surat panggilan pertama dan kedua.
Peringatan Allah Terhadap Bahaya Korupsi
Dikutip dari Lintas.me, entah apakah ini suatu kebetulan atau memang Allah sudah mengingatkan kita semua termasuk semua pemimpin umat dan pemimpin negara, pemimpin golongan,  pemimpin apapun yang ada untuk tetap menjaga amanah. Menjaga janji dan sumpah yang telah diucapkan.  Mari sejenak kita merenungkan ayat Al-Quran dibawah ini.
Surat ke 9 Al-Quran yaitu Surat At-Taubah Ayat Ke-12  yang artinya:
[9:12] Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Coba kita renungkan dan cerna maksud ayat diatas, apakah maksud Allah dalam ayat tersebut? ini mungkin bisa menjadi bahan refleksi serta koreksi bagi kita semua, karena kita semua hakekatnya adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas amanah yang telah dipercayakan padanya. Kita coba untuk memberantas korupsi dari diri kita masing-masing kita cegah korupsi dari diri kita lingkungan kita. Semoga Allah Tuhan semesta alam memberikan berkah dan kebaikan bagi negeri yang sesungguhnya kaya raya ini.
Korupsi dan Kemanjuran Pendidikan

Dari fenomena akhir-akhir ini ternyata pendidikan dirasakan belum memberikan kemanjuran (efficacy) terhadap permasalahan peradaban bangsa Indonesia. Banyak permasalahan besar yang menyangkut nilai-nilai mendasar kemanusiaan yang belum terselesaikan oleh bangsa ini untuk menyambut persaingan antar bangsa yang semakin ketat dan berkelanjutan. Diantaranya kasus korupsi menjadi sorotan yang banyak fihak karena telah “mengkerdilkan” logika sederhana manusia terhadap arti kebenaran dan kemanusiaan.
Selain itu, sebagai menu tambahan, ada juga masyarakat di lingkungan pendidikan yang masih mengedepankan penyelesaian "jalan pintas" dengan mengatas-namakan pendidikan untuk masalah sepele atau tujuan yang tidak ketahuan ujung pangkalnya. Di fihak lain, adanya sinyalemen bahwa Sertifikasi Pendidik yang memakan biaya tidak sedikit, ternyata belum memberikan pemicu kinerja tenaga pendidik menjadi lebih baik atau memenuhi syarat minimal. So, apakah kita termasuk “Pendidik” yang Manusia Yang Memanusiakan?

Tuesday, November 27, 2012

Jaringan Islam Liberal: Suatu Kontradiksi Misi dan Aksi Presisi Yang Harus Di Somasi

 

Epitomologi Jaringan Islam Liberal

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.

Dari sumber yang sama, Islam (Arab: al-islām, الإسلام: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama besar  di dunia. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Sedangkan menurut Wikipedia, Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas.

Jaringan Islam Liberal: Kontradiksi Misi dan Aksi Presisi

Sejak berdirinya Jaringan Islam Liberal telah menimbulkan pertentangan. Dikutip dari eramuslim.com, Setelah didirikan pada tanggal 8 maret 2001, praktis JIL mulai disibukkan pada serangkaian agenda-agenda penting mereka untuk membumikan garis Islam liberal yang sudah sempat booming pada era 1970-an.

Situs JIL pun launch bertepatan pada tanggal yang sama. Menurut Budy Munawar Rachman, JIL bukanlah organisasi formal layaknya Muhammadiyah dan NU. JIL hanyalah organisasi jaringan yang lebih bersifat cair dan lepas.

Dalam situsnya, Islam liberal dalam pandangan JIL adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan landasan: Pertama, membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam. Kedua mengutamakan semangat religio-etik dan bukan makna literal teks. Ketika mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.

Keempat memihak pada minoritas yang tertindas. Kelima meyakini kebebasan beragama. Keenam memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi serta keagamaan dan politik (sekularisme).

Para intelektual muda yang terlibat dalam pengelolaan Jaringan Islam Liberal angkatan pertama adalah: Goenawan Mohammad, Ahmad Sahal, Ulil Abshar Abdalla, Luthfie Asy-syaukanie, Hamid Basyaib dan Nong Darol Mahmada. Bisa dikatakan nama-nama ini pas jika dijuluki sebagai founding father JIL secara kelembagaan.

Namun jika dikerucutkan kembali, kemunculan JIL tidak lepas dari tangan Ulil Abshar Abdalla (Lakpesdam NU), Ahmad Sahal (Jurnal Kalam), dan Goenawan Mohamad (ISAI) sebagai trimurti berdirinya JIL yang sempat melontarkan wacana itu ketika duduk-duduk di Jalan Utan Kayu 68 H, Jakarta Timur, Februari 2001.

Kalau melihat "Asbabun Nuzul"  sejarah dan legenda  masing-masing pendiri JIL ini sangat menarik. Ulil Abshar Abdalla misalnya menyelesaikan pendidikan menengahnya di Madrasah Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz (wakil Rois Am PBNU periode 1994‑1999). Pernah nyantri di Pesantren Mansajul 'Ulum, Cebolek, Kajen, Pati, serta Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang. Dia mendapat gelar Sarjananya di Fakultas Syari'ah LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, dan pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Saat ini ia sedang menempuh program doktoral di Universitas Boston, Massachussetts, AS.
 
Jadi ada unsur "No Free Lunch" disini....... Tidak usah dengan debat agama, Menyitir cara-cara penyelidikan dan penyidikan FBI dan IRS, perlu dibuktikan dengan cara melihat sumber aliran dana yang mengalir pada dirinya :-)
 
Mengapa?  Berbeda dengan Ulil yang membela Ahmadiyah, KH Sahal Mahfudz justru terkenal keras menentang Ahmadiyah. Romo Kyai -begitu para santri memanggilnya termasuk Ulil- meminta agar Ahmadiyah keluar dari Islam. Beliau terkenal garang dalam mengkritik kalangan muda NU yang memakai jurus “Atas nama HAM” untuk membela kehadiran Ahmadiyah.

KH. Sahal dengan tegas menyatakan bahwa Ahmadiyah mempunyai akidah yang berbeda. KH. Sahal Mahfudz pun telah berkali-kali menyatakan Ahmadiyah sesat dan meminta pemerintah untuk membubarkan dalam kapasitasnya sebagai petinggi Majelis Ulama Indonesia.

Jaringan Islam Liberal Harus Di Somasi

Saat ini banyak organisasi Islam merasa gerah dengan kehadiran JIL. Dikutip dari obornews.com, Ratusan pemuda yang tergabung dalam gerakan Indonesia Tanpa JIL (Jaringan Islam Liberal) menggelar silaturahmi nasional (Silatnas) perdananya di Bandung, Jawa Barat, Minggu (11/11/2012).

"Gerakan Indonesia Tanpa JIL (ITJ) merupakan gerakan simpati yang saat ini tersebar di 25 wilayah di Indonesia," Kata koordinator ITJ pusat, Fajar Arif Kristanto kepada wartawan di Cikole, Bandung, Minggu (11/11/2012).

Menurut Fajar, gerakan ITJ merupakan gerakan ajakan kepada ummat muslim di Indonesia untuk menolak gerakan islam liberal yang dinilai telah melakukan perusakan akidah generasi muda.

"Gerakan ini terbentuk bulan Februari tahun 2012. TUjuannya menghapuskan gerakan Jaringan Islam Liberal di Indonesia," katanya.

Hasil dari Silatnas perdana ini menghasilkan empat poin yang diharapkan bisa menyadarkan akan adanya bahaya JIL di Indonesia. Meminta pemerintah, melalui Kemendikbud, menghentikan liberalisasi agama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, menyerukan tenaga pendidik untuk berani menolak kurikulum pendidikan yang menjurus kepada liberalisasi agama yang dipaksakan.

Selain itu, mereka juga meminta media massa untuk mendukung upaya penyelamatan generasi muda Indonesia dan kepada orang tua untuk memperhatikan penanaman nilai-nilai agama kepada anak-anaknya karena keluarga dinilai sebagai benteng terakhir moralitas generasi muda Indonesia.

Jadi jelas bahwa ada kontradiksi dalam organisasi Jaringan Islam Liberal ini. Ia tumbuh seperti "Lumut" tanpa memiliki jaringan "pembuluh agama" yang jelas. Padahal Islam berarti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh). Bukan menjadi Liberal yang menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.

Monday, November 19, 2012

[Hari Anak Sedunia] Anak-Anak Palestina: Mereka Anak Kita Juga

 

Dikutip dari KOMPAS.com — Serangan misil Israel pada Minggu (18/11/2012) di Jalur Gaza menghancurkan sebuah rumah keluarga seorang polisi, Mohamed Al-Dallu. Dallu dan delapan anggota keluarga, termasuk empat orang anak, tewas seketika.

 

Wartawan melaporkan, suasana begitu pilu saat warga dengan alat seadanya berupaya menggali reruntuhan puing untuk mencari korban. 

 

Di Rumah Sakit Shifa, tangis memecah ketika anak-anak Dallu digendong tak bernyawa. Petugas medis banyak menerima korban luka. Mereka tampak kewalahan menerima banyaknya korban dengan kondisi yang parah. Seorang perawat jatuh lemas tak sanggup mengatasi tekanan emosi dan harus ditenangkan oleh rekan sejawatnya di satu sudut ruangan...........

 

 

Ya betapa memilukannya nasib Anak-Anak Palestina.......

 

Dikutip dari Merdeka.com, Mungkin di dunia ini tidak ada orang tua ingin masa kecil anak mereka terenggut dalam keadaan apapun. Tetapi hal itu sepertinya tidak berlaku di Palestina. Di mana sebagian bocah saban hari hidup dalam ketakutan tak berkesudahan. Mereka selalu berdoa semoga hari esok masih bisa berkumpul dengan orang tua dan tidak pernah disentuh tentara Israel.

 

Sebuah organisasi nirlaba asal Israel, Breaking the Silence, memaparkan laporan mengejutkan. Mereka membukukan pengakuan 30 mantan serdadu Negeri Zionis itu soal kekerasan terencana terhadap bocah-bocah Palestina, seperti dilansir dari surat kabar the Guardian, Senin (27/8/2012).

 

Dari pengakuan itu diungkap bagaimana para serdadu Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza saban hari kerap menculik, memukuli, menakut-nakuti, hingga mencemooh para bocah Palestina. Kadang para prajurit itu selalu mencari-cari alasan dengan menuduh mereka melakukan pelemparan batu. Di lain waktu, aparat Negeri Zionis itu sering melampiaskan kekerasan seperti menendang dan mencekik anak-anak tanpa alasan jelas.

 

Menurut salah satu prajurit tidak disebutkan namanya, prosedur penangkapan itu serba tidak jelas. Mereka hanya ditahan dan berdesakan dalam sebuah ruangan kecil di kantor polisi terdekat. "Anda tidak pernah tahu nama mereka, tidak pernah berbicara kepada mereka, mereka hanya bisa menangis sampai buang air di celana. Mata mereka ditutup dan didudukkan berjejer bagaikan anjing," kata dia. Menurut dia, pada awalnya dia merasa risih dengan kenyataan seperti itu. Tetapi lambat laun dia dan beberapa rekan menjadi tidak peduli dan terbiasa dengan hal itu.

 

 

Anda bisa bayangkan seorang bocah kecil ditangkap dan diseret masuk ke dalam kantor polisi buat ditanyai setelah dipukuli terlebih dulu. Paling menyedihkan adalah dia diinterogasi sembari laras senapan berisi peluru tajam siap tembak diarahkan ke kepala. Tentu bocah itu menangis ketakutan minta ampun. Kadang para serdadu itu sengaja mengerjai guna mengorek keterangan lebih dalam tentang siapa kerabat mereka ikut menjadi anggota perlawanan macam Hamas atau Jihad Islam. Setelah puas, para petugas itu pun tertawa. Anak-anak itu seakan sudah terbiasa hidup dengan cara seperti itu, meski terasa pahit.

 

Menurut Gerard Horton dari organisasi Perlindungan Anak-anak Internasional (DCI) cabang Palestina, dari hasil penelitian bocah-bocah Palestina kerap disiksa oleh prajurit Israel. Saban malam mereka diculik, diborgol, ditutup matanya, serta mendapat kekerasan. Kengerian itu berlanjut lantaran mereka tidak diberi izin bertemu orang tua sampai pemeriksaan dinyatakan selesai sesuai kehendak para petugas keamanan itu.

 

Seorang juru bicara militer Israel menyangkal semua laporan dipaparkan oleh Breaking the Silence. Dia mengatakan hal itu hanya sebagai upaya pencitraan negatif buat dinas ketentaraan. "Hal itu merupakan masa lalu militer Israel. Kini kami cepat tanggap saat ada laporan pengaduan tentang tindakan mencurigakan atau salah prosedur. Kejadian macam itu bakal diusut," kata dia.

 

Namun, menurut para mantan serdadu hal itu mungkin dianggap remeh. Tetapi itu penting lantaran masyarakat harus tahu apa yang terjadi saban hari dalam bagian kehidupan mereka. Lantaran mereka hidup di atas ketakutan orang lain.

 

Tuesday, November 6, 2012

Sekolah Yang Baik: SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) atau SBA (Sekolah Bertaraf Akhirat)

Menurut Wikipedia, Sekolah berasal dari bahasa Yunani σχολή (schole), yang aslinya berarti “kesenangan”, atau juga “Tempat yang menyenangkan” (Gambar-1). Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk memungkinkan dan mendorong siswa (atau “murid”) untuk belajar di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa mengalami kemajuan melalui serangkaian tingktan sekolah. Nama-nama untuk sekolah berbeda di setiap negara, tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak dan sekolah menengah bagi remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Hari Sabtu kemarin saya mengambil raport tengah semester milik Firman. Cukup terkejut karena raport dibagikan di lantai 8 Gedung Pos Indonesia....Bagi sekolah yang termasuk kluster 2 dan "gratis" di Bandung, ini termasuk sangat mewah......

Acara dibuka dengan "School Profile" berupa film singkat yang digarap cukup apik dan profesional. Kemudian Kepala Sekolah menyampikan betapa pentingnya sekolah tidak hanya berfikir tentang SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) yang hanya mementingkan intelejensia. Namun SMP ini bertekda menjadi SBA (Sekolah Bertaraf Akhirat) yang mempunyai kesetimbangan IQ, EQ dan SQ agar anak bisa tumbuh berkembang dengan wajar dan natural.

Kemudian seorang pembicara dari ESQ Center memberikan beberapa contoh masyarakat di manapun agar menjadikan 7 Budi Utama yaitu: Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil, dan Peduli sebagai karakter bangsa. Prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan suara hati akan berakhir dengan kegagalan, baik kegagalan lahiriah maupun kegagalan batiniah. Dunia telah membuktikan bahwa prinsip yang tidak sejalan dengan suara hati atau mengabaikan hati nurani seperti contoh diatas, terbukti hanya mengakibatkan kesengsaraan bahkan kehancuran. 

Sekolah ini Berdasarkan Visi dan Misinya, memiliki tujuan:

  1. Membentuk pribadi yang religius,agamis ,berakhlak solih/solihat ,cerdas dan berpengetahuan luas serta mampu membuat inovasi dalam dunia pendidikan.
  2. Menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang membekali keterampilan dan kecakapan hidup berbasis teknologi untuk dapat hidup lebih maju dan mandiri serta dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
  3. Dapat memberikan bekal dalam menghadapi tantangan kehidupan dan unggul menghadapi berbagai tantangan dalam era globalisasi.

Sedngkan strategi pembelajaran dari sekolah ini adalah:

  1. Setiap hari melaksanakan pembiasaan Asmaul Husna dan sholat dhuha.
  2. Pembelajaran baca Al Qur’an (surat pendek) setelah shalat dhuhur berjamah selama 20 menit.
  3. Mengikuti kejuaraan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) minimal tingkat kota Bandung.

 

Saturday, October 27, 2012

Bersatunya Semangat Berkorban Iedul Adha dan Aktualisasi Sumpah Pemuda

Kemarin dirayakan sebagai Hari Raya Iedul Adha 1433 H dan besok dikhidmati sebagai Hari Sumpah Pemuda 2012. Betap sangat relevannya kedua perayaan tersebut dijadikan bekal kita untuk terus mensyukuri nikmat Allah SWT dengan cara berkorban demi orang lain serta tetap mempunyai semangat kepemudaan agar tidak tergilas jaman. Tepatlah apa yang digambarkan dalam film "Negeri 5 Menara" yang diputar tadi malam di salah satu stasiun televisi tadi malam. Dalam film tersebut digambarkan "Orang Besar" itu:

“Disini, kalian akan kami didik untuk jadi orang besar. Apakah jadi pengusaha besar, jadi menteri, ketua partai, ketua DPR/MPR atau Ketua Ormas Islam. Bukan itu yang saya maksud orang besar...."

"Orang besar itu bukan dilihat dari jabatan apa yang kamu raih, bukan seberapa banyak harta yang kamu miliki, namun orang besar itu adalah siapapun dari kamu yang keluar dari pondok pesantren ini dan dapat memberikan kebermanfaatan yang banyak bagi sekitarmu, entah di kolong jembatan, di bukit-bukit gunung negeri ini, di daerah pelosok dan dimanapun kamu berada....."

Semangat Berkorban Iedul Adha

Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.

Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam. Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rakaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu.

Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail. Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya.

Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109. Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani.

Dari berbagai media, kita bisa melihat betapa budaya korupsi masih merajalela. Demi menumpuk kekayaan rela menanggalkan ”baju” ketakwaan. Ambisi untuk meraih jabatan telah memaksa untuk rela menjebol ”benteng-benteng” agama. Dewasa ini, tata kehidupan telah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita teladani sosok Nabi Ibrahim. Berusaha memaksimalkan rasa patuh dan taat terhadap ajaran agama. Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba.

Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia. Hal ini senada dengan apa yang digaungkan Imam Syatibi dalam magnum opusnya al Muwafaqot. Menurut Syatibi, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama menjaga hak hidup (hifdzu al nafs). Begitu pula dalam ranah fikih, agama mensyari’atkan qishosh, larangan pembunuhan dll. Hal ini mempertegas bahwa Islam benar-benar melindungi hak hidup manusia. 

Aktualisasi Sumpah Pemuda

Tidak dapat dipungkiri, Peran Pemuda Tak Tergantikan Dalam Kehidupan Berbangsa. Hampir semua bangsa punya tokoh muda yang tampil untuk memeprjuangkan dan menjaga kedaulatan bangsanya. Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.

Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Pada detik-detik kemerdekaan Indonesia, para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana –yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka –yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.

Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan dan menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta.

Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

 

Saturday, October 13, 2012

#RenunganPembebas Surga Ada Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Semenjak kakiku melangkah ke bumi

Ada satu hal yang selalu kujaga

Hati dan pikiran ibu yang melahirkanku

Biarlah kasih sayang menjadi perisai jiwa

 

Menyusuri perjalanan hidup yang fana ini

Membekal sukma dengan bakti dan hormat jiwa

Kupahami benar makna sejuta sukma 

Surga Ada Di Bawah Telapak Kaki Ibu

 

Wednesday, October 3, 2012

@EduLiberator Bagaimana Kita serta Bangsa Palestina Memandang Betapa Pentingnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Sebagai salah satu wujud komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan bantuan peningkatan kapasitas (capacity building) bagi 1000 orang Palestina dalam kurun waktu 2008-2013, Direktorat Kerja Sama Teknik, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kemlu RI mengadakan kembali kegiatan pelatihan untuk Palestina.

Untuk itu tanggal 19-27 September  2012 diselenggarakan “International Training Program on Information and Communication Technology Support for Palestinian SMEs Development. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Bandung, 19-27 September 2012, bekerja sama dengan COMLABS dan  Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan, Institut Teknologi Bandung (LPIK ITB).

Acara pelatihan dibuka secara resmi oleh Duta Besar Suprapto Martosetomo, Staf Ahli Bidang Kelembagaan Kemlu RI (19/09/12). Dalam sambutannya, Bapak Duta Besar Suprapto, menyampaikan bahwa kemandirian bangsa Palestina merupakan salah satu kunci utama bagi Palestina untuk mencapai kemerdekaan. 

Saya sendiri memberikan pelatihan untuk topik "Knowledge Managament for SME" dan "e-Learning for SME" yang diharapkan menjadi bekal  kemandirian ekonomi yang harus dibangun agar Palestina memiliki masa depan yang berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengingat perannya yang signifikan dalam menopang pembangunan ekonomi. 

UKM memperluas lapangan pekerjaan, membuka peluang yang lebih baik, dan meningkatkan potensi ekonomi lokal. Lebih lanjut Duta Besar Suprapto menyampaikan bahwa disaat krisis ekonomi pada waktu lalu, Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia terbukti tangguh menghadapi krisis dan menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi. Melalui pelatihan seperti ini, Indonesia ingin membagi pengalaman dan kapasitasnya di bidang ICT guna membantu pengembangan UKM di Palestina.

Sejalan dengan hal tersebut, Duta Besar Palestina untuk Indonesia menyampaikan bahwa terdapat berbagai program pelatihan peningkatan kapasitas untuk Palestina. Tidak hanya terbatas dalam program yang dilaksanakan oleh Direktorat Kerja Sama Teknik, tetapi juga dalam kerangka New Asia Africa Strategic Partnership (NAASP). 

 

Friday, September 14, 2012

#SejarahPembebas Libya Negara Yang Terkoyak Dari Jaman Umar Mukhtar Sampai Dengan Muammar Khaddafi

Sumber foto: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhncdrrpQatDdFWS0_LccKZIJ0ov0jm2ubiUMwL0cnaFm09zY8iZT036tXvn4uVKzYlfOUcm-fbHyTcw0T5D1RKNKIH9op-aRlrdfb4fbghlXK_e2qniOSiv4-hBh8ble14TMib3hQOGdQ/s1600/silvio-berlusconi-kaddafi.jpg
 
Libya atau Libia (bahasa Arab: ‏ليبيا Lībyā) adalah sebuah negara di wilayah Maghrib Afrika Utara. Libya berbatasan dengan Laut Tengah di sebelah utara, Mesir di sebelah timur, Sudan di sebelah tenggara, Chad dan Niger di sebelah selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah barat.
 
Dengan wilayah seluas hampir 1,8 juta square kilometres (700,000 mil²), Libya adalah negara terbesar keempat di Afrika menurut luas wilayah, dan ke-17 terbesar di dunia. Kota terbesarnya, Tripoli, adalah rumah bagi 1,7 juta dari 6,4 juta rakyat Libya. Tiga pembagian wilayah tradisional negara ini adalah Tripolitania, Fezzan dan Cyrenaica.
 
Pada tahun 2009, Libya memiliki IPM tertinggi di Afrika dan PDB (PPP) per kapita tertinggi di Afrika, dan di susul oleh Seychelles, Guinea Khatulistiwa, dan Gabon. Libya memiliki cadangan minyak terbesar ke-10 dari negara-negara lain di dunia dan produksi minyak tertinggi ke-17.
 
Sejarah Libya banyak diselimuti dengan perjuangan dan pergolakan yang tidak lepas dari bergumulnya kekuatan dalam negeri dan luar negeri. Beberapa kali negeri ini terkoyak karena konflik kepentingan tiada henti, diantaranya oleh kandungan minyaknya yang ebih dinikmati oleh bangsa asing daripada bangsa Libya sendiri.
 
Sejarah Awal Perjuangan Libya 
Tahun 1911 kapal-kapal perang Itali berlabuh di pantai Tripoli, Libya. Mereka membuat permintaan kepada kekhalifahan Turki Ustmaniyah untuk menyerahkan Tripoli kepada Italia. Kalau tidak kota itu akan dihancurkan. Bersama rakyat Libya, kekhalifahan menolaknya mentah–mentah permintaan itu. Mereka menganggap hal ini sebuah penghinaan. Akibatnya, titisan bangsa Romawi ini pun mengebom kota Tripoli  tiga hari tiga malam. Peristiwa ini menjadi seri perjuangan mujahidin Libya, bersama tentara Turki melawan pasukan Italia.
 
Tahun 1912, Sultan Turki menandatangani sebuah perjanjian damai yang sejatinya sebagai simbol menyerahnya Turki kepada Italia. Perjanjian itu diadakan di kota Lausanne, Switzerland. Itulah awal pemerintahan kolonial Italia berkuasa di Libya. Namun, perjanjian ini ditolak rakyat Libya. Mereka tetap melanjutkan perang jihad. Di beberapa wilayah, mereka masih tetap dibantu oleh tentara Turki yang tidak mematuhi perintah dari Jenderal Turki di pusat kekhalifahan, Istanbul.
 
Tahun 1911 di bawah pimpinan Benito Mussolini, Italia meluaskan daerah jajahannya sampai ke Libya. Mulai tahun 1929, terjadi perlawanan sengit di Libya, dipimpin seorang mantan guru, Omar Mukhtar. Karena jenderal terdahulu tidak sanggup menghentikan perlawanan Omar Mukhtar, akhirnya dikirimlah Jenderal Rodofo Graziani untuk diangkat sebagai gubernur jenderal di Libya dengan tugas utamanya menumpas pemberontakan Omar Mukhtar.
 
Perjuangan Umar Mukhtar
Dilahirkan tahun 1861, Umar memulai hidupnya menjadi seorang sufi dan memasuki  tarekat yang bernama Sanusiyah sampai beliau meninggal. Tarekat yang unik. Ia tidak meninggalkan dunia tetapi peduli terhadap persoalan dunia. Tarekat ini sering berperang melawan ketidakadilan. Ini mengingatkan kita dengan doa Abu Bakar, "Ya Allah! Jadikanlah dunia ini di tangan kami bukan di hati kami". 
 
Umar Mukhtar merupakan seorang komandan perang yang juga master dalam strategi perang gerilya di padang pasir. Ia  memanfaatkan pengetahuannya tentang peta geografi Libya, untuk memenangi pertempuran. Terlebih pasukan Italia buta dengan padang pasir. Beliau benar-benar memanfaatkan keterbatasan itu sebagai area menjadi sebuah titik kemenangan. Karena ia menyadari, ia bergerak dalam ruang lingkup hukum alam atau sunnatullah. "Jangan pernah melawan sunnatullah pada alam, sebab ia pasti akan mengalahkanmu. Tapi gunakanlah sebagiannya untuk menundukkan sebagian yang lain, niscaya kamu akan sampai tujuan", kaedah indah yang dipakai imam syahid Hasan Al-Banna. 
 
Umar Mukhtar memiliki sekitar 6000 pasukan. Beliau juga membentuk pasukan elit kecil yang mempunyai mobility dan keterampilan perang yang tinggi. Keistimewaanya, berani tampil menjemput syahid. Pasukan ini mirip Brigade Izzuddin Al-Qassam yang miliki HAMAS di Palestina.  
 
Tahun 1921 Umar Mukhtar tertangkap, karena pengkianatan salah seorang pasukannya. Tetapi berkat kepiawaiannya  berdiplomasi dalam bahasa Inggris, Umar pun cepat dibebaskan oleh tentara musuh. Di tahun yang sama, Libya diperintah oleh Gubernur Jenderal Guiseppe Volvi. Ia mendeklarasikan akan "memperjuangkan hak-hak Italia dengan darah". Lima belas ribu pasukan Italia pun disebar di kota Libya untuk membunuh para penduduk awam. Angkatan udara italia pun juga ikut berbicara. Kepala operasi ketentaraan ini adalah Pietro Badoglio dan Rudolfo Graziani. Nama terakhir ini tidak mengecualikan seorang pun dari pendukung-pendukung Umar yang tertangkap. Semuanya harus dibantai. Hal ini mendorong Umar beserta pasukannya kembali angkat senjata. Kemenangan pun diperoleh. Italia kalang kabut. Mereka ambil sikap, menangkapi rakyat biasa Libya. Karena itu, Mujahidin Libya harus menjalani peperangan yang sangat panjang. Umar  berganti titel; komandan perang untuk seluruh wilayah Libya. Terlebih, ia seorang lulusan penjara Italia, sekolah yang semakin membesarkan cintanya membela Islam
 
Peperangan yang berkisar pada tahun 1923– 931, menyebabkan Italia menderita kerugian yang amat sangat. Italia  kalah perang di mana-mana. Setelah mendapat laporan dari Libya, Benito Musollini turun tangan. Ia mengirim 400.000 pasukannya ke Libya. Perang menjadi sangat tidak seimbang. Ibarat David versus Goliath. Pasukan Umar Mukhtar hanya 10.000 orang. Di dalam al-Quran disebutkan bahwa bandingan pasukan muslim melawan pasukan kafir 1:10. Sangat wajar 10.000:400.000 mengakibatkan kekalahan mujahidin Libya.
 
Meski melakukan berbagai cara, Omar Mukhtar dan pasukannya tetap melakukan perlawanan. Pemerintah Italia banyak kehilangan tentara dan kerugian besar. Taktik dan strategi perang yang diterapkan Omar Mukhtar, terbukti beberapa kali berhasil mengecoh mereka. Namun setelah perjuangan panjang puluhan tahun, Omar Mukhtar berhasil juga ditangkap. Lagi-lagi Letnan Sandrini yang berkesempatan untuk menangkap, bahkan menembak Omar Mukhtar, namun tidak dilakukannya. Dia terlanjur bersimpati dan hormat kepada pemimpin perjuangan rakyat Libya ini. Tapi tentara lain cepat menggantikannya menangkap Omar.
 
Omar Mukhtar dipertemukan dengan Jenderal Graziani. Dia masih berusaha dibujuk untuk mengaku menyerah. Omar Mukhtar memilih dihukum mati. Tanggal 16 September 1931, Omar Mukhtar dihukum gantung di depan rakyat Libya. Namun keberaniannya memperjuangkan kemerdekaan bangsa Libya terus dikenang sebagai Lion of Desert atau singa padang pasir.
 
Era Muammar Khaddafi
Saat ini figur yang dikenal luas dari Libya adalah Muammar Abu Minyar al-Qaddafi (lahir di Surt, Tripolitania, 7 Juni 1942 – meninggal di Sirte, 20 Oktober 2011 pada umur 69 tahun).  Gaddafi (bahasa Arab: معمر القذافي Mu`ammar al-Qadhdhāfī) adalah penguasa otokratis de facto Libya dari 1969 sampai 2011, setelah merebut kekuasaan dalam kudeta militer. Sebagai hasil dari perang saudara Libya terbentuklah Dewan Transisi Nasional (NTC). Kekuasaan Gaddafi semakin tergerus dengan pengakuan domestik dan internasional terhadap NTC. Dia menghapuskan Konstitusi Libya tahun 1951 dan menerapkan undang-undang berdasarkan ideologi politiknya. Kekuasaan yang hampir 42 tahun telah menempatkannya menjadi penguasa terlama sebagai pemimpin non-kerajaan keempat sejak tahun 1900 dan terlama sebagai pemimpin penguasa Arab. Dia menyebut dirinya sebagai 'the Brother Leader', 'Guide of the Revolution', dan 'King of Kings (Raja segala raja).
 
Setelah berhasil merebut kekuasaan, Gaddafi mulai menghilangkan oposisi dan kehidupan warga Libya menjadi dibatasi. Ideologi Gaddafi disebut Teori Internasional Ketiga yang dijelaskan dalam Buku Hijau. Keluarga Gaddafi mengambil alih sebagian besar perekonomian Libya. Gaddafi menggunakan miliaran pendapatan minyak untuk proyek-proyek internasional. Dia memulai perang dengan memerintahkan orang lain dan menggunakan senjata nuklir dan bahan kimia sebagai senjata pemusnah massal. Diam-diam, ia mengalokasikan pendapatan negara untuk mensponsori teror dan kegiatan politik lainnya di seluruh dunia. Perserikatan Bangsa-bangsa menyebut Libya di bawah Gaddafi sebagai Negara Paria.
 
Enam hari setelah penangkapan diktator Irak Saddam Hussein oleh Amerika Serikat, Gaddafi menghentikan program senjata pemusnah massal (WMD) program dan inspektur internasional menyambut untuk memverifikasi bahwa Tripoli akan menindaklanjuti komitmennya. Semenjak itu, Libya sebagai model bagi negara-negara lain yang diduga mengembangkan WMD sebagai kewajiban ketidakpatuhan internasional mereka untuk diikuti. Pada 15 Mei 2006, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik penuh dengan Libya, "sebagai pengakuan atas komitmen atas Libya penolakan terhadap aksi terorisme dan kerjasama baik Libya yang diberikan kepada Amerika Serikat dan anggota lain dari masyarakat internasional dalam menanggapi ancaman global yang dihadapi dunia sejak serangan 11 September 2001".
 
Dalam bangunan kebangkitan dunia Arab bulan Februari 2011, sebuah gerakan demonstrasi menentang Gaddafi menyebar di seluruh negeri. Gaddafi menanggapi dengan mengirimkan militer dan pria bersenjata berpakaian preman di jalan-jalan untuk menyerang demonstran, namun banyak pihak diaktifkan. Gaddafi meninggalkan perang saudara. Pada 23 Agustus 2011, Gaddafi kehilangan kendali Tripoli ketika para pemberontak menangkap loyalisnya di Bab Al-Azizia. Pasukan loyalis Gaddafi berperang di lokasi yang terbatas.
 
Dia menghadapi penuntutan oleh Pengadilan Pidana Internasional yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Miliaran dolar asetnya telah dibekukan di seluruh dunia.
 
Pada tanggal 20 Oktober 2011, media melaporkan bahwa seorang pejabat Dewan Transisi Nasional/NTC telah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Gaddafi telah ditangkap di kota kelahirannya, Sirte, pada pagi 20 Oktober 2011. Menurut Pejabat tersebut, Gaddafi dilaporkan meninggal karena terluka parah pada kedua kaki dan kepalanya. Mayat Khadafy dan putranya, Mutassim, serta mantan Menteri Pertahanan Abu Bakar Younis sempat dipertontonkan kepada publik di sebuah ruang pendingin daging di pasar di Kota Misrata, sebelum dimakamkan di sebuah tempat rahasia di gurun.
 
Khadafi juga mempunyai saham sebesar 7,5% di klub sepak bola Italia, Juventus.
 
Pergolakan Libya saat ini 
Akibat perang saudara yang berlangsung sejak Februari hingga Oktober 2011, pemerintah Libya di bawah pimpinan Khaddafi, yang pada saat itu telah berkuasa selama lebih dari 40 tahun, tumbang dan Libya memasuki periode pemerintahan oleh suatu pemerintahan sementara yang disebut Dewan Transisi Nasional (NTC). NTC akan mengawasi tahap pertama suatu transisi menuju demokrasi, dimana setelah itu lembaga tersebut akan bubar dan digantikan oleh suatu dewan perwakilan.
 
Kondisi terakhir, menurut detik.com, Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens dan 3 staf diplomatik AS lainnya tewas dalam serangan roket saat sebuah demontrasi terjadi di depan konsulat AS di Benghazi, Libya, Selasa (11/9) malam waktu setempat. Pemerintah Libya menuding serangan tersebut dilakukan oleh loyalis Khadafi. 
 
Menyusul serangan yang menewaskan utusan diplomatiknya tersebut, perwakilan diplomatik AS di tujuh negara diperingatkan untuk waspada. Sebagaimana dilansir Fox News, Rabu (12/9/2012), tujuh kedubes AS di Timur Tengah, dan Afrika diperingatkan untuk waspada menyusul gelombang protes anti-Amerika yang kemungkinan akan terjadi pasca serangan roket di Konsulat AS di Benghazi, Libya. Tujuh kedubes itu adalah di Armenia, Burundi, Kuwait, Sudan, Tunisia, Zambia, dan Mesir. 
 
Peringatan itu dinyatakan dalam website resmi kedutaan-kedutaan tersebut meskipun tidak secara langsung menyebutkan ancaman bagi AS, namun demonstrasi yang akan berlangsung beberapa hari ke depan dapat berubah menjadi kekerasan. 
 
Sebelumnya diberitakan Dubes AS untuk Libya, J Christopher Stevens, beserta 3 staf diplomatiknya tewas di Benghazi, Libya. Mereka tewas dalam serangan yang dilakukan para demonstran di kantor Konsulat AS di Benghazi.
 
Dubes Stevens tewas ketika ratusan demonstran bersenjata menyerang kantor Konsulat AS di Benghazi. Para demonstran tengah memprotes sebuah film buatan seorang sutradara keturunan Israel-Amerika yang dinilai merendahkan Islam dan Nabi Muhammad. 
 
Demonstrasi juga terjadi di Mesir, di mana ribuan demonstran ini juga menyerang kantor kedubes dan merobek bendera AS. Pejabat Mesir mengatakan, sejauh ini belum ada demonstran yang ditangkap terkait unjuk rasa tersebut. Pemerintah Mesir pun meningkaatkan pengamanan di kantor Kedubes AS di Kairo.
 

Monday, August 13, 2012

Poligami @Dikdoang & @Aagym: Antara Distorsi Informasi, "Devide et Impera" dan "Covert Operation"

Dik Doang

Seperti diberitakan TEMPO.CO, Jakarta - Kabar pernikahan kedua Dik Doank mencuri perhatian media hiburan akhir-akhir ini. Bekas presenter itu memutuskan untuk menikah lagi dengan perempuan bernama Khaerani alias Key. Meskipun sampai saat ini Dik Doank belum mau berkomentar, pernikahan tersebut diketahui berlangsung pada hari Sabtu, 7 Juli 2012 lalu. Saat itu tak begitu banyak yang menyaksikan pernikahannya.

"Dari pihak perempuan sekitar tujuh orang," kata Naim yang bertindak sebagai saksi pernikahan saat ditemui di Desa Sawah Lama, Jurang Mangu, Ciputat, Tangerang, Selasa, 7 Agustus 2012. Adapun dari pihak Dik Doank, yang hadir hanya Ketua RT dan staf desa. Naim menambahkan, pernikahan tersebut sudah mendapat izin dari isteri pertama Dik Doank, Mirna Yuanita. 

Semua dokumen yang dibutuhkan juga sudah tertera dalam surat yang dibawa salah seorang staf desa. "Katanya sudah ada ijin dari istrinya," ujarnya. Pria dengan nama lengkap Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denada Kusuma ini menikah dengan Mirna pada tahun 1993. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai tiga anak. 

Aa Gym

Dikutip dari Kompas.com, seperti diberitakan sebelumnya, Aa Gym kembali menikahi Teh Ninih, setelah Juni 2011 PA Bandung menjatuhkan talak satu Roj'i kepada Teh Ninih menyusul permohonan cerai Aa Gym pada Maret 2011.  Dengan adanya pernikahan kembali Aa Gym dan Teh Ninih tentu saja membuat posisi istri-istri Aa Gym menjadi berubah. Alfarini Eridani atau yang dikenal dengan nama Teh Rini, perempuan yang dinikahi Aa Gym pada tahun 2006, kini memiliki madu Teh Ninih yang dulu menjadi istri tua Aa Gym.  

Dalam sebuah kesempatan, Aa Gym mengatakan bahwa keputusannya untuk menikah Teh Ninih didukung oleh Teh Rini. Sama seperti saat berpoligami di tahun 2006, Aa Gym juga mengaku didukung oleh Teh Ninih.  

Lantas apa komentar Teh Rini? Ditemui usai sidang mendampingi Aa Gym, Kamis (19/4/2012), Teh Rini mengaku siap menerima Teh Ninih dalam kehidupan rumah tangganya. Begitu pula dengan kiai kondang tersebut.

Sayangnya, Teh Ninih tak bisa menghadiri sidang. Menurut Aa Gym, wanita yang telah memberikannya tujuh anak itu tak bisa hadir karena sedang ceramah. "Sedang ceramah (dakwah) dulu," ujarnya.

Dalam sidang yang berlangsung singkat itu, dua saksi dihadirkan. Mereka adalah Dudung Abdul Ghani, adik kandung Teh Ninih dan Hari Sukoyo, asisten dari Aa Gym. Sidang berlangsung lancar dan cepat. Setelah sebelumnya sidang sempat ditunda karena ketidakhadiran Aa Gym, pada Senin (16/4/2012) kemarin.

Baik Aa Gym dan Teh Rini juga tak banyak berbicara. Mereka hanya memohon doa bahwa kembalinya Aa Gym ke pelukan Teh Ninih merupakan bagian dari dakwah dan kebaikan bagi semua.


 

Distorsi Informasi, "Devide et Impera" dan "Covert Operation"

Dikutip dari Tabloid Bintang, Dik Doank mengaku menerima ancaman dari seseorang. Kandank Jurank Doank miliknya diancam akan "dihancurkan", seperti pondok pesantren Daarut Tauhid milik KH. Abdullah Gymnasyiar atau Aa Gym.

Seperti diketahui, Daarut Tauhid mengalami kemerosotan usai Aa Gym berpoligami. Jumlah Ibu-ibu pengajian yang biasa berwisata ke sana jauh berkurang. Roda perekonomian di lingkungan pesantren pun nyaris mati, banyak usaha gulung tikar, dan ratusan orang kehilangan lapangan pekerjaan. Ketika itu, popularitas Aa Gym sebagai penceramah juga jauh menurun. Jamaah yang biasa membludak di setiap lokasi ceramahnya, berkurang hingga lebih dari separuh. 

Bagi Dik, orang yang membenci Aa Gym adalah orang-orang yang dibenci oleh Allah. "Berapa banyak orang yang membenci Aa (Aa Gym). Orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (mengutip salah satu ayah dalam Alquran," kata Dik, di hadapan siswa dan guru Madrasah Pembangunan, di Kandank Jurank Doank, Ciputat, Tangerang, Kamis (9/8) malam. Bapak tiga anak itu tetap berkeyakinan, poligami adalah hal yang dimuliakan Allah ketimbang berzina.

 

Dalam beberapa literatur memang disebutkan bahwa Poligami adalah salah satu "Top of Minds" yang laku di pasaran "Distorsi Informasi". Salah satunya dibahas pada Disertasi James B Hoesterey yang dimuat di Jurnal Udini (Proquest) berjudul "Sufis and self-help gurus: Islamic psychology, religious authority, and Muslim subjectivity in contemporary Indonesia". Dapat dikutip abstraknya sebagai berikut:

In this dissertation, I explore the rise and fall of a celebrity preacher and his Islamic self-help program of Manajemen Qolbu (Heart Management). In 2005 Abdullah Gymnastiar was Indonesia's most popular television preacher, emblematic of a recent generation of preachers throughout the Muslim world who, despite their lack of formal religious education, attract widespread followings through their savvy use of media technologies and their simple lessons for applying Islamic teachings in daily life. Gymnastiar was known across the Indonesian archipelago as a shrewd entrepreneur, doting husband, and virtuous family man. Millions of Indonesians watched his television shows, read his self-help books, and joined his Manajemen Qolbu training seminars. Then, in late 2006, a celebrity scandal erupted and Gymnastiar's self-help empire crumbled. Drawing from nearly two years of ethnographic fieldwork at Gymnastiar's Islamic school, Daarut Tauhiid (2005-2007), this work contributes to the emerging anthropological literature on psychological sciences and also to interdisciplinary studies of contemporary Islam and Muslim subjectivity. I explore how the self-help industry in contemporary Indonesia--which blends globalized pop psychologies and self-actualization literatures with Sufi discourses of the self--generates new forms of religious knowledge and authority, commoditizes preacher-disciple relationships, and offers practical guides for Muslims to articulate their religion and to lead pious lives. I also describe how Gymnastiar--and an emerging generation of Muslim "trainers"--summon, articulate, and mobilize Islamic self-help within the broader moral and political debates of the national public sphere. I argue that Gymnastiar legitimates his claim to religious authority through his ability to market himself as the embodiment of Islamic virtue and to transform transnational self-help psychology into religious knowledge. However, as Gymnastiar's dramatic fall from public grace makes abundantly clear, the religious authority of pop preachers is subject to different affective and economic exchange relationships than the kind of authority enjoyed by more conventional clerics. By investigating how psychology "travels" and is reconfigured in new contexts, I bring discussions about the social life of psychology to bear on interdisciplinary conversations about religious authority and the cultural politics of public piety.

Selain itu ada Jurnal Brown University berjudul "Polygamy Talk and the Politics of Feminism: Contestations over Masculinity in a New Muslim Indonesia" yang disusun Sonja van Wichelen dengan ulasan sbb:

 

The  political downfall of the Suharto administration in 1998 marked the end of the “New Order”, which was characterized by a 32-year period of authoritarian rule. Opening the way for democracy, it included the unlocking of Indonesian politics for the influence and participation of political Islam, which the New Order discouraged or banned. This shift led to a proliferation of Islamic issues in the public and political sphere. Many of them concerned issues of gender and have triggered profound debates about women’s rights and gender equality. This article examines one of these public concerns over “Islam and gender”, namely polygamy. It assesses how the issue of polygamy is debated in post-authoritarian Indonesia and scrutinizes the ways in which women’s groups,  organizations, and different forms of feminism have played an active role in these debates. As my analysis will demonstrate, the contestations between the different women’s groups show a far more multifaceted picture of “polygamy talk” which cannot solely be reduced to issues of Islam and gender. Rather, the case study showed that their perspectives intersected with identity politics informed by postcoloniality, modernity, religion, nationality, and globalization. It is through these specters that this article aims to understand the complexity of a transiting Indonesia greatly affected by processes of Islamization and democratization.

 

Masih banyak lagi "perdebatan menarik" dan akan menaikkan rating media perihal poligami ini dengan menambahkan Peran Utama, Peran Pembantu, "Stunt Man/Woman" bahkan "Cheer Leader" dalam drama sinetron "Devide et Impera" ini. Diantaranya dimuat di Jurnal Universitas Colorado yang berjudul "FIGURES OF INDONESIAN MODERNITY". Dari jurnal tersebut, ada pernyataan yang menohok sbb:

 

“This is not real Islam. It’s about the economy, stupid,” one Indonesian intellectual remarked when I asked his opinion about Aa Gym and Manajemen Qolbu. I admired the witty turn of phrase and understand when academics chuckle at the smoke and mirrors of Islamic television and the self-help slogans of Aa Gym; yet our amusement alone does nothing to explain why Indonesians are watching tele-dai programs, buying their books, and paying for their text messages.

.............

 

Those awestruck “spiritual tourists” at Daarut Tauhiid did not have a relationship with Gymnastiar; they had a relationship with the idea—the brand narrative—of Aa Gym as the perfect and financially successful husband of a happy family. When Gymnastiar took a second wife in 2006, the brand narrative collapsed, former admirers were furious, and his business empire crumbled.  As the story of the rise and fall of Aa Gym suggests, brand narratives mediate the affective and economic relationships between preacher–producers and consumer–disciples. Within the marketized preacher–disciple relationship, devotees play an important role in shaping the public meanings and economic value of religious brands. The economic viability and religious authority of  tele-dai depend, in part, on the consumption of (or refusal to consume) these meta-narratives about popular preachers who market themselves as the embodiment of “modern” Islam. The phenomenon of  tele-dai certainly is about the economy, but it is also about a very real, lived Islam.

 

 

Terakhir mungkin menarik ulasan yang dimuat oleh Majalah Time 4 November 2002 perihal Aa Gym yang mungkin menjadi alasan perlunya "Covert Operation" karena pengaruhnyang besar di Indonesia sbb:

Achieving that goal will tax even Aa Gym's powers of persuasion. The nation faces a crippling list of woes: bloody ethnic and religious violence, economic sclerosis, inept politicians, corrupt police and military, a looming environmental apocalypse. Add to that the devastating impact of the detonations in Bali on Oct. 12 that killed nearly 200. Whoever turns out to be responsible, it is easier now than ever to view Indonesia as a place where Islamic militants and terrorist groups like Jemaah Islamiah have a free hand.

But despite the grim death toll in Bali and the government's inability to contain violence, the reality remains that militant views are held by a tiny minority of Indonesians. The tolerant, middle-of-the-road religion espoused by groups such as Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama, which between them have a membership of some 70 million, is the true face of Islam. That may be another reason so many turn for reassurance to the charismatic Aa Gym, proudly positioned at the forefront of the moderate majority. He is a thoroughly modern Muslim. He advocates a 21st century religion that complements and enhances the benefits of technology. "Aa Gym has become big because he teaches a very human side of Islam and practices what he preaches," says Juniwati Masjchun Sofwan, a member of the influential Council of Indonesian Ulemas. "He is concerned about advancing Muslims economically through modern-day practices of business and religion." Indeed, Aa Gym preaches prosperity to his followers. "You must remember, the Prophet Muhammad, blessed be his name, was a businessman himself," he says, "and a very good one, too."

To many Indonesians, Aa Gym's rising prominence makes it almost inevitable that he will take on a greater role in the public life of the country. That in turn would mean stepping down from his pulpit and dirtying his hands in politics, something the preacher has so far shown a deep reluctance to do. An advocate of tolerance and forgiveness, Aa Gym is one of the only Muslim leaders in Indonesia to have publicly spoken at a Christian church. In late September, he attended a reconciliation ceremony held near Poso in Central Sulawesi, where thousands have died in recent years in clashes between Christians and Muslims. He has broad appeal, too. Considering his military background his father was an army lieutenant colonel, and he himself served as a student military leader political analysts say Aa Gym could lock up two of the most critical voting blocs in Indonesia, the Muslim majority and the army.

Then there's the X factor, the personal magnetism that has drawn hordes of acolytes, from secretaries to corporate bigwigs. "I don't just listen to him," says Lieut. Colonel Ahmad Saefudin, who leads an army cavalry division in Bandung. "I follow him." Chairul Tanjung, chairman of Bank Mega, one of the country's 10 largest banks, puts it differently, but the enthusiasm is the same: "Our generation has few people like him. The country needs someone who can help reduce the gap between business and morality."

Sitting on the floor of the veranda attached to his family's modest living quarters, Aa Gym waves a hand to dismiss the notion he is bound for office. "To play politics never entered my mind," he says. "There are plenty of people in politics already. I want to imitate the Prophet. He said that the best a man can be is to be of benefit to others." Yet for all his disdain of "playing politics," Aa Gym allows that circumstances could change. On other occasions, he's talked vaguely about his "target" of 2009, a presidential election year. "Anything could happen tomorrow," he says.

Nor does Aa Gym pretend that he doesn't already wield serious clout. "I could push 100,000 people from the Istiqlal Mosque in Jakarta (where he preaches once a month) to the U.S. embassy. It would take 10 minutes to walk, and it would be very difficult for the police to stop them. With God's will I could use that power. But I won't. My program is for Indonesians to control themselves, to not be emotional. If we are emotional we have problems."

But surely it must be tempting to exercise that power, particularly at a moment of such national peril? No, says Aa Gym, at least not now. To prove his point, he tells of a recent visit from a powerful government figure from Jakarta. "They know that I have many people behind me, and he asked if I wanted to take power, do a revolution. But I said, 'Look at my eyes. Do I look like someone who would do such a thing? I will never do anything bad to anyone.'"

In fact, a glance into Aa Gym's mahogany eyes shining behind steel-framed glasses reveals his lively intelligence, but less of what might motivate the man. Already he displays a politician's wariness about exactly what to reveal to his public. If he's not yet a pol, he's already a consummate showman. The talent was developed early. Born the first of four children, he took a variety of jobs from selling newspapers to driving a minibus to support himself before and after his years as an electrical-engineering student and a fledgling entrepreneur. But according to Ahmad Soliekhin, one of Aa Gym's closest aides and a former conductor on his minibus, it was their experience together as itinerant buskers that brought them the most success. "We used to get called back to the rich people's houses the next day for a repeat performance," says Ahmad, smiling broadly at the memory. "Aa Gym sang and they liked it very much."

The lessons learned from those early performances were reinforced by his success as a university debater. To this day, Aa Gym displays a professionalism in his public appearances that must be the envy of many of Indonesia's current crop of less-than-media-savvy rulers. Watch Aa Gym as he tapes his minisermons in the small television studio run by one of his 15 companies. Hopping onto a motor scooter his preferred ride is a hulking black Kawasaki Eliminator, which remains under its dust cover on this day Aa Gym putters slowly through his little empire, a patch of about one square kilometer in Bandung that houses his myriad enterprises: the radio station; the website offices; the publisher that puts out his 32 books and dozens of cassettes and VCDs; the cooperative supermarket; the mosque, with its attendant school for 500; a rest house for the numerous visitors and for management-training seminars; two orphanages, one of which is located in a house he was originally going to move into himself but decided was "too fancy," according to aide Budi Hartono. Budi adds similar tales of expensive cars that his mentor bought, drove for a while, then rejected as overly opulent. "He prefers a van," Budi insists. "It is more practical."

During a ride to the studio, Aa Gym is all smiles and jokes, waving and greeting almost everyone. The mood persists after he enters the building and sits down at a desk where he is to tape several of his minisermons. Aa Gym makes faces at himself in the monitor and clowns with the makeup brush. "You see how I do everything I can myself," he says, "even putting on makeup so that I don't need to bother other people." But when taping starts, Aa Gym snaps into performance mode. His voice drops an octave, his face changing in a second from a broad smile to the serious, concerned demeanor of a wise uncle giving guidance to his favorite nephews and nieces. The topics could be taken from a Reader's Digest article: "The Greatest Failure is Never Trying," "Forgive and Forget," "The Importance of Politeness," "Don't Be Envious of Success."

With a notebook computer open on the desk in front of him, Aa Gym hardly pauses for breath as he tapes 13 sleek homilies in a row, all exactly timed to 11/2 minutes with the help of an aide crouching in front of his desk with a stopwatch. "I could make 40 or 60 in a row if I had to," he says, squatting to pose with the children of two families of admirers who have traveled from distant Sulawesi to catch a glimpse of him. "It's easy for me to give those speeches because I do those things every day. You have to do what you say."

The bravura performance is at the core of the man's mystery. Is he just "the Britney Spears of Islam," as he is characterized by Ulil Abshar-Abdalla, head of Indonesia's Liberal Islam Network? Is he merely a feel-good merchant who uses religion for his commercial ends? Or is Solahuddin Wahid, vice chairman of the 40 million-member Nahdlatul Ulama, right when he says that Aa Gym's "sincerity is his strength. He's creating a society based on his words and deeds."?

It is a sharp divide, and one that Aa Gym and his aides are uncomfortably aware of. Although the preacher clearly enjoys the toys he can now afford the publishing business alone brings in $130,000 a month, aides say Aa Gym insists that his flying lessons, the $2,000 DVD player installed in one of his cars and, yes, even the glistening Kawasaki Eliminator are simply utilitarian. "I have enough money to buy anything I want, that Lexus for example," he says, pointing to a black model with smoked-glass windows. "But I don't. The van is more practical. All my technology is state of the art because I need to be efficient. I don't indulge in buying it for fun but for necessity."

A few days earlier, Aa Gym declared that "Indonesian leaders fall because they wear masks to hide weaknesses in their characters." His goal, he says, is "to build their characters and prepare a generation of professional Muslims." It's a noble goal. At a watershed moment in the history of a troubled nation, Indonesia can ill-afford another leader who hides behind a mask.

Wallahu Alam Bissawab.......

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."

(Al-Baqarah : 216)

Ditutup doa:

اَللَّهُمَّ إِنِّى أُعُوذُبِكَ مِنْ عِلْمٍِ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍِ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍِ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍِ لاَ يُسْتَچَابُ لَهَا

Allahumma inni a’udzubika min ‘ilman laa yanfa’ wa min qolbi laa yakhsya’ wa min nafsi laa tasyba’ wa min da’wati laa yustajaabulaha

 
”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan”

(HR. Muslim: 2722)

Monday, August 6, 2012

Pluralisme: Memilah Antara Tenaga Eksogen dan Endogen

Pluralisme Agama Yang Ambigu

Dari  ensiklopedia bebas Wikipedia bahasa Indonesia,Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (=beragam) dan isme (=paham) yang berarti beragam pemahaman, atau bermacam-macam paham, Untuk itu kata ini termasuk kata yang ambigu. Berdasarkan Webster's Revised Unabridged Dictionary (1913 + 1828) arti pluralism adalah:
  1. Hasil atau keadaan menjadi plural.
  2. Keadaan seorang pluralis; memiliki lebih dari satu tentang keyakinan gerejawi.

Pluralisme  Agama  (Religious  Pluralism)  adalah  istilah  khusus  dalam  kajian agama­ agama. Sebagai  ‘terminologi  khusus’,  istilah  ini tidak  dapat  dimaknai sembarangan,  misalnya  disamakan  dengan  makna  istilah  ‘toleransi’,  ‘saling menghormati’  (mutual  respect), dan  sebagainya.  Sebagai  satu  paham  (isme),  yang membahas  cara  pandang  terhadap  agama­agama  yang  ada,  istilah ‘Pluralisme  Agama’ telah menjadi pembahasan panjang di kalangan para ilmuwan dalam studi agama­ agama (religious studies)

Gambar dipinjam dari http://kucintaquran.blogspot.com/2012/06/pluralisme-agama-trend-pemikiran-semua.html

Pandangan Islam Terhadap Pluralisme

Pluralisme sebagai paham religius artifisial yang berkembang di Indonesia, mengalami perubahan ke bentuk lain dari asimilasi yang semula menyerap istilah pluralism.

Menurut asal katanya Pluralisme berasal dari bahasa inggris, pluralism. Apabila merujuk dari wikipedia bahasa inggris, maka definisi [eng]pluralism adalah : "In the social sciences, pluralism is a framework of interaction in which groups show sufficient respect and tolerance of each other, that they fruitfully coexist and interact without conflict or assimilation." Atau dalam bahasa Indonesia : "Suatu kerangka interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi (pembauran / pembiasan)."

Saat ini pluralisme menjadi polemik di Indonesia karena perbedaan mendasar antara pluralisme dengan pengertian awalnya yaitu pluralism sehingga memiliki arti :

  1. pluralisme diliputi semangat religius, bukan hanya sosial kultural
  2. pluralisme digunakan sebagai alasan pencampuran antar ajaran agama
  3. pluralisme digunakan sebagai alasan untuk mengubah ajaran suatu agama agar sesuai dengan ajaran agama lain

Jika melihat kepada ide dan konteks konotasi yang berkembang, jelas bahwa pluralisme di indonesia tidaklah sama dengan pluralism sebagaimana pengertian dalam bahasa Inggris. Dan tidaklah aneh jika kondisi ini memancing timbulnya reaksi dari berbagai pihak.

Pertentangan yang terjadi semakin membingungkan karena munculnya kerancuan bahasa. Sebagaimana seorang mengucapkan pluralism dalam arti non asimilasi akan bingung jika bertemu dengan kata pluralisme dalam arti asimilasi. Sudah semestinya muncul pelurusan pendapat agar tidak timbul kerancuan.

Dikutip dari Wikipedia Indonesia, Paham Sekularisme, Pluralisme (Agama) dan Liberalisme bertentangan dengan Islam  dan haram bagi umat Islam untuk memeluknya. (Fatwa MUI, 2005). Ummat Islam di Indonesia sepakat dengan memberi fatwa paham Pluralisme agama adalah haram.

Perumpamaan Tenaga Eksogen dan Endogen Pada Pluralisme

Tenaga eksogen Pluralisme yaitu tenaga yang berasal dari luar Islam. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak atau merusak "bentuk permukaan" Akhlak hasil bentukan dari tenaga endogen Akidah dan Syariah Islam. "Bukit atau tebing" ketakwaan yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin Pluralisme, sehingga dapat mengubah "bentuk permukaan" akhlak Islam.

Contoh lain dari tenaga eksogen Pluralisme adalah pengikisan "pantai" Akidah. Setiap saat "air laut" Pluralisme menerjang "pantai" Akidah yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa "air" Pluralisme tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan "pantai" Akidah menjadi dangkal. Di daerah "pegunungan" Islam bisa juga ditemukan sebuah bukit batu "Syariah" yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin "Pluralisme".

 

Wednesday, August 1, 2012

Persatuan Umat: Suri Tauladan Buya Hamka dan KH Idham Chalid

 
Di bulan Ramadhan ini kita merasakan betapa pentingnya Persatuan Umat dalam melaksanakan kehidupan bergama Islam. Salah satu contoh adalah dimulai dan diakhirinya waktu Bulan Ramadhan yang masih menjai perdebata di antara kita. Banyak Tokoh Cendikiawan dan Umat Muslim masih belum bisa menafsirkan Persatuan Umat secara hakiki seperti yang digambarkan oleh kisah atau suri tauladan sebagai berikut:
Seperti kita tahu Buya Hamka ( Haji Abdul Malik Karim Amrullah ) adalah seorang Ulama yg disegani, tinggi ilmu agama & sastranya, banyak jabatan beliau diantaranya pernah menjadi Ketua MUI & Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
 
Begitu pula K.H Idham Khalid, alm adalah Ulama yg bijaksana, tinggi ilmunya, banyak pula jabatannya selain menjadi ketua MPR beliau adalah Ketua Umum Nahdatul Ulama ( NU ).
 
Pada suatu waktu kedua Ulama ini memimpin rombongan untuk beribadah Haji, saat itu dari Indonesia untuk beribadah Haji ke Mekkah / Baitullah masih menggunakan kapal laut, dan waktu tempuh untuk sampai di Mekkah memerlukan waktu cukup lama, ber minggu2.
 
Saat itu di kapal laut Buya Hamka memimpin ratusan rombongan calon Haji dari para Anggota Muhammadiyah, sedang K.H Idham Khalid juga memimpin ratusan jamaah calon Haji para Nahdiyyin.
 
Secara bergantian kedua ulama besar ini menjadi Imam Sholat Fardhu di kapal laut, dan ketika menjadi Imam sholat Shubuh, Buya Hamka yg ketua Pusat Muhammadiyah memimpin membaca Qunut di rakaat ke 2 sholat Shubuh, padahal dalam ajaran Muhammadiyah membaca qunut itu tidak dijalankan, namun karena Buya Hamka tahu bahwa para makmunnya tidak hanya dari anggota Muhammadiyah, tapi banyak juga para Nahdiyyin, maka beliau membaca qunut.
 
Demikian juga ketika K.H Idham Khalid yg menjadi Imam Sholat Shubuh, saat itu beliau tidak memimpin membaca qunut, karena mahfum para jamaahnya banyak dari anggota Muhammadiyah yg menjadi makmum, padahal para Nahdiyyin selalu membaca qunut dalam sholat Shubuh nya.
 
Demikian teladan dari 2 orang Ulama besar ini, masalah qunut adalah masalah khilafiah sedang menjaga persatuan & kesatuan umat Islam hukumnya adalah wajib dan lebih utama. Subhanallah.
Profil Buya Hamka
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan HAMKA, yakni singkatan namanya, (lahir di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, dan aktivis politik.Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.Ayahnya adalah Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang merupakan pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usianya mencapai 10 tahun, ayahnya mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto, dan Ki Bagus Hadikusumo.
Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx, dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Soerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang andal.
Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Ia mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid'ah, tarekat, dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Ia menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.
Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya mengundurkan diri pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.
Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia.Disamping Front PertahananNasional yang sudah ada didirikan pula Badan Pengawal Negeri & kota (BPNK). Pimpinan tersebut diberi nama Sekretariat yang terdiri dari lima orang yaitu HAMKA, Chatib Sulaeman, Udin, Rasuna Said dan Karim Halim. Ia menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pemilihan Umum tahun 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960.
Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia, dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.
Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.
Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan Merantau ke Deli.
Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan internasional seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.
Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.
Profil KH. Idham Chalid

Idham Chalid (lahir di Satui, Hindia Belanda, 27 Agustus 1921 – meninggal di Jakarta, 11 Juli 2010 pada umur 88 tahun) adalah salah satu politikus dan menteri Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan beliau pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.
Sejak berkiprah dari remaja, karier Idham di PBNU terus menanjak. Ketika NU masih bergabung dengan Masyumi (1950), ia menjadi ketua umum Partai Bulan Bintang Kalimantan Selatan. Sementara itu, ia juga menjadi anggota DPR RIS (1949-1950). Dua tahun kemudian, Idham terpilih menjadi ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU (1952-1956). Kemudian, ia dipilih menjadi orang nomor satu NU pada 1956. Bahkan, Idham merupakan orang terlama yang menjadi ketua umum PBNU.
Boleh dikata, selama hampir 30 tahun sebagai orang nomor satu NU, Idham telah mengalami berbagai pasang surut. Di bidang eksekutif, ia beberapa kali jadi menteri, baik saat masa Orde Lama maupun Orde Baru. Ketika Bung Karno jatuh pada 1966, ia menjadi anggota presidium Kabinet Ampera I dan Kabinet Ampera II dan etelah itu ia diangkat menjadi ketua MPR/DPR pada periode 1971-1977. Jauh sebelumnya, pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo II, ia juga menjabat sebagai wakil PM. Dalam posisi pemerintahan, beliau pernah juga mengemban tugas sebagai Ketua DPA.

Saturday, June 9, 2012

Kesuksesan Seorang Ayah: Antara Karir dan Keluarga

“A wise man is cured of ambition by ambition itself; his aim is so exalted that riches, office, fortune and favor cannot satisfy him”  Samuel Johnson quotes

Kemarin saya mengantar dan mendampingi Firman tes masuk di salahsatu SMP di Bandung. Tes hari itu adalah penguasaan TIK dan merupakan tes terakhir setelah sebelumnya mengikuti TPA dan Bahasa Inggris. Sengaja saya mendampinginya setelah sebelumnya harus berada di belantara Sumbawa karena suatu pekerjaan.

Ya......Setiap zaman ada masanya hubungan orang tua dan anak direpresentasikan. Semua ada “base line” dan “key word” yang tetap sama yang direpresentasikan dengan peribahasa:

“Kasih sayang ayah sepanjang langkah, kasih sayang ibu sepanjang kalbu”.

Benar atau salah, semuanya bermula dari hati (baca: kalbu). Ayah yang sabar (baca: bagi saya ini susyaaah….) pada buah hatinya serta ibu yang selalu merindu pada putra-putrinya dan tawaddu, merupakan salah satu “Key Performance Indicator / KPI” dalam hubungan yang indah namun tidak sesederhana yang kita bayangkan tersebut……..

Banyak para ayahanda melihat perannya di sisi keluarga dari sisi “Hard Power” dan “Maskulinitas”. Adapula yang melihatnya dari sisi seorang “Commander In Chief” membawa biduk keluarga agar tercapai ke pelabuhan bahagia.

Sampai saat ini…setelah bekerja di beberapa perusahaan Multi Nasional (terutama Amerika), dalam diri sudah ditekadkan bahwa keseimbangan kepentingan keluarga dan perusahaan adalah sangat penting..atau sedikit lebih besar….he…he. Ini tidak lepas karena seringnya membaca buku dan melihat film yang pada akhirnya memperlihatkan bahwa seorang manusia pada dasarnya bermula dan berakhir pada keluarganya. Statistik dan fakta: Kerja Normal/Wajib adalah 8 jam/33,3%, sisanya yang 16 jam/66,66% adalah milik keluarga ….walaupun harus dikurangi oleh waktu2 yang berhubungan dengan transportasi, komunikasi dll yang pada dasarnya untuk keluarga juga…. Hal ini ditambah pengalaman beberapa “expat” yang pernah bekerja sama (baca: bekerja sama atau sama2 kerja) dan menjadi panutan karena komitmennya yang sama besar terhadap keluarga dan perusahaan.

“In dwelling, live close to the ground. In thinking, keep to the simple. In conflict, be fair and generous. In governing, don’t try to control. In work, do what you enjoy. In family life, be completely present.”  Tao Te Ching quotes

<iframe width="600" height="400" src="http://www.youtube.com/embed/5Tc1992kI3w" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Saturday, September 24, 2011

Diky Candra, Joko Widodo dan Arti Sebuah Amanah

Akhir-akhir ini ada dua tokoh yang terkenal karena jabatannya: Dicky Chandra dan Joko Wi. Keduanya akhir-akhir ini menduduki rating tinggi di beberapa media televisi, majalah, surat kabar dan online. 

Diky Candra (Sumber dari Wikipedia)

Raden Diky Candranegara (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 12 Mei 1974; umur 37 tahun) atau yang lebih dikenal dengan Diky Candra adalah seorang pria Indonesia yang berprofesi sebagai pelawak, MC, sutradara, penulis naskah dan aktor dalam dunia hiburan di tanah air. Ia adalah wakil bupati Garut untuk periode 2009-2013

Pada tahun 2008 Diky mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Garut mendampingi calon bupati Aceng Fikri sebagai wakil kelompok independen. Setelah melalu dua putaran pemilihan akhirnya Aceng-Diky terpilih menjadi Bupati-Wakil Bupati Garut untuk periode 2009-2014.

Persoalan mulai muncul ketika Dicky Chandra  mengajukan Pengunduran diri, yang menurut beberapa kalangan merupakan tindakan seorang ksatria yang harus diberikan apresiasi dan dihormati. Selain itu, Dicky Chandra telah melakukan tindakan seorang pemimpin yang bertanggungjawab apabila dirinya memang mengakui tidak mampu memimpin.

"Ini adalah suatu tindakan dan langkah yang bertanggungjawab yang dilakukan oleh Dicky Chandra," kata beberapa tokoh.

Menurut beberapa kalangan, ia  bisa membangun Kabupaten Garut dan tidak harus menjadi pejabat seperti Bupati atau Wakil Bupati dengan memiliki karya yang bermanfaat merupakan salah satu yang dapat membangun daerah. Apalagi Dicky Chandra, merupakan artis atau sosok figur yang dikenal banyak masyarakat di Garut maupun se-Indonesia yang tentunya dapat memberikan yang terbaik untuk Garut umumnya bangsa Indonesia dengan keahlian yang dimilikinya.

Sementara itu surat pengajuan pengunduran diri Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra telah diterima oleh pimpinan DPRD Kabupaten Garut. Bahkan keputusan pengunduran diri Dicky Chandra itu sudah diketahui Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, dan pihak DPRD sudah bertemu langsung dengan Wakil Bupati Garut Dicky Chandra untuk menjelaskan alasan pengunduran diri tersebut. Sementara itu Dicky Chandra merupakan sosok artis yang sering muncul di layar televisi mencalonkan diri menjadi Wakil Bupati bersama pasangannya Bupati Garut Aceng HM Fikri dari calon perseorangan pada Pilkada Garut 2009.

Joko Widodo (Sumber dari Wikipedia)

Ir. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961; umur 50 tahun), lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, adalah walikota Kota Surakarta (Solo) untuk dua kali masa bhakti 2005-2015. Wakil walikotanya adalah F.X. Hadi Rudyatmo.

Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.

Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman.

Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008".

Arti Sebuah Amanah

Bercermin dari dua kejadian di atas, apa yang dapat kita simpulkan dari "Arti Sebuah Amanah"? Terutama dihubungkan dengan amanah jabatan yang dipegang sebagai manifestasi kekuasaan "Dari Rakyat, Oleh rakyat dan Untuk Rakyat".

Menurut Syariah Online, Arti Sebuah Amanah digambarkan dalam sebuah ayat Al-Qur'an sbb: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS Al-Anfaal 27).

Ayat ini mengaitkan orang-orang beriman dengan amanah atau larangan berkhianat. Bahwa diantara indikator keimanan seseorang adalah sejauh mana dia mampu melaksanakan amanah. Demikian pula sebaliknya bahwa ciri khas orang munafik adalah khianat dan melalaikankan amanah-amanahnya. Amanah, dari satu sisi dapat diartikan dengan tugas, dan dari sisi lain diartikan kredibilitas dalam menunaikan tugas. Sehingga amanah sering dihubungkan dengan kekuatan. Firman Allah: “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya" (QS Al-Qhashash 27).

Oleh karena itu sekecil apapun amanah yang dilaksanakan, maka memiliki dampak positif berupa kebaikan. Dan sekecil apapun amanah yang disia-siakan, niscaya memiliki dampak negatif berupa keburukan. Dampak itu bukan hanya mengenai dirinya tetapi juga mengenai umat manusia secara umum. Seorang mukmin yang bekerja mencari nafkah dengan cara yang halal dan baik, maka akan memberikan dampak positif berupa ketenanggan jiwa dan kebahagiaan bagi keluarganya. Lebih dari itu dia mampu memberi sedekah dan infak kepada yang membutuhkan. Sebaliknya seorang yang mengaggur dan malas akan menimbulkan dampak negatif berupa keburukan, terlantarnya keluarga, kekisruhan, keributan dan beban bagi orang lain.

Kesalahan kecil dalam menunaikan amanah akan menimbulkan bahaya yang fatal. Bukankah terjadinya kecelakan mobil ditabrak kereta, disebabkan hanya karena sopirnya lengah atau sang penjaga pintu rel kereta tidak menutupnya? Bahaya yang lebih fatal lagi jika amanah dakwah tidak dilaksanakan, maka yang terjadi adalah merebaknya kemaksiatan, kematian hati, kerusakan moral dan tatanan sosial serta kepemimpnan di pegang oleh orang yang bodoh dan zhalim.

Harta, wanita dan kekuasaan memang merupakan sarana yang paling ampuh digunakan syetan untuk mengoda orang beriman agar melalaikan amanah, bahkan meninggalkannya sama sekali. Betapa sebagian da’i yang ketika tidak memiliki sarana harta yang cukup dan tidak ada kekuasaan yang disandangnya, begitu istiqomah menjalankan amanah dakwah. Tetapi setelah dakwah sudah menghasilkan harta dan kekuasaan, amanah dakwah itu ditinggalkan dan bahkan berhenti dari jalan dakwah dan futur dalam barisan jama’ah dakwah!

Oleh karena itu waspadalah terhadap harta, wanita dan kekuasaan! Itu semua hanya sarana untuk melaksanakan amanah dan jangan sampai menimbulkan fitnah yang berakibat pada melalaikan amanah. Dibalik dari menunaikan amanah terkadang ada bunga-bunga yang mengiringinya, harta yang menggiurkan, wanita yang menggoda sehingga orang yang beriman harus senanatiasa menguatkan taqarrub illallah dan istianah billah.

Amanah adalah perintah dari Allah yang harus ditunaikan dengan benar dan disampaikan kepada ahlinya. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.(QS An-Nisaa 58)

Amanah yang paling tinggi adalah amanah untuk berbuat adil dalam menetapkan hukum pada kepemimpinan umat. Pahala yang paling tinggi adalah pahala dalam melaksanakan keadilan sebagai pemimpin umat. Begitulah sebaliknya, bahaya yang paling tinggi adalah bahaya melakukan kezhaliman pada saat memimpin umat. Kezhaliman pemimpin akan menimbulkan kehancuran dan kerusakan total dalam sebuah bangsa. Maka kezhaliman pemimpin merupakan sikap menyia-nyiakan amanah yang paling tinggi.

<iframe width="640" height="410" src="http://www.youtube.com/embed/FQbwj368Vas" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Related articles, courtesy of Zemanta:

  • Amanah - http://blog.re.or.id/amanah.htm
  • Amanah - http://cahayabunda.blogdetik.com/2011/01/21/amanah/
  • Arti Sebuah Amanah -- http://musyafucino.wordpress.com/tag/arti-sebuah-amanah/
  • Arti Dari Sebuah Amanah - http://ainicahayamata.wordpress.com/2010/02/10/arti-dari-sebuah-amanah/