Wednesday, June 27, 2012

Optimalisasi #HumanCapitalManagement (HCM) Melalui “Knowledge Management & e-Learning”

Pendahuluan

Dalam bukunya “HRM in Knowledge Economy”, Mark Lengnick-Hall dan Cynthia Lengnick-Hall mengatakan belakangan ini fungsi manajemen sumber daya manusia (SDM) di banyak organisasi bersifat dangkal. Mereka cenderung hanya berusaha melakukan pekerjaan rutin  secara lebih baik dan efisien daripada mengevaluasi peran dan kontribusi mereka dalam rangka menyongsong era bisnis baru menuju Human Capital Management (HCM).


Seiring dengan globalisasi, information-based, kemajuan teknologi, dan persaingan ketat, manajemen SDM dituntut meningkatkan kemampuan SDM-nya. Manajemen SDM akan menghadapi kewajiban-kewajiban baru di era bisnis masa kini, yaitu:

·         Membangun Kapabilitas Strategis

Organisasi pada era masa kini perlu membangun kapabilitas strategis, yaitu kapasitas untuk membuat value berdasarkan aset-aset intangible. Yang dimaksud dengan aset intangible adalah aset yang tidak terlihat, sulit dihitung, tidak ada dalam akunting, dan harus dikembangkan dari waktu ke waktu. Misalnya: pengetahuan teknologi, kesetiaan customer, proses bisnis dan lain-lain. Intangible aset inilah yang akan menentukan apakah perusahaan akan berhasil atau gagal.

Beberapa karakteristik perusahaan yang sudah mempunyai kapabilitas strategis adalah: kompetensi bisnis yang tinggi, kemampuan untuk menganalisis kondisi pasar, kemampuan mentransfer skill secara cepat dan akurat di perusahaan, dan lain-lain. Intinya, kapabilitas strategis (Intellectual Capital) adalah kesiapan pada saat ini dan kemampuan beradaptasi pada masa depan.

 

Kapabilitas strategis (Intelectual Capital) diperoleh melalui proses penciptaan, pertukaran, dan mengumpulkan pengetahuan yang membangun kapabilitas individu dan organisasi untuk memberi hasil yang terbaik bagi pelanggan. Kapabilitas strategis terdiri dari tiga komponen yang terkait dengan SDM, yaitu: human capital (skill dan kompetensi individu/organisasi), structural capital (arsitektur organisasi dan proses manajerial), dan relationship capital (hubungan interpersonal di organisasi). Manajemen SDM harus berkontribusi dengan menciptakan dan memelihara ketiga komponen kapabilitas strategis ini melalui program, praktek, dan kebijakan yang mendukung.

·         Memperluas Batas

Orang sering berpikir bahwa tugas manajemen SDM adalah merekrut, mempromosikan, melatih, memecat dan seterusnya serta fungsi manajemen SDM adalah hanya merupakan organisasi tunggal. Jadi menurut pandangan tersebut, manajemen SDM adalah fungsi internal perusahaan. Jarang orang berpikir bahwa manajemen SDM (termasuk program, praktek, dan kebijakannya) bisa diterapkan ke supplier atau distributor, bahkan ke pelanggan.


Hal ini akan menjadi keharusan dalam perkembangan era ekonomi pengetahuan (knowledge economy). Dengan memperluas batas dari perusahaan ke supplier, distibutor, dan pelanggan, manajemen SDM bisa mempunyai pengaruh yang lebih dan signifikan di organisasi. Pada dasarnya, dengan memperluas batas, manajemen SDM menggunakan kemampuan mereka untuk membantu organisasi memberi pengaruh ke pelanggan, supplier, dan seluruh pegawai yang menjalankan aktivitas organisasi.

·         Mengelola Peran Baru

Berdasarkan pandangan lama, peran manajemen SDM adalah menarik dan menyeleksi calon pegawai, mengembangkan manajemen performansi dan sistem kompensasi untuk menyelaraskan tingkah laku pegawai dengan tujuan organisasi, dan mengembangkan dan me-retensi pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Peran manajemen SDM seperti itu dalam era ekonomi pengetahuan (Knowledge Economy) tidaklah cukup. Bukan berarti manajemen SDM tidak akan melakukan fungsi-fungsi tersebut, peran ini tetap akan dilakukan. Bagaimanapun, untuk mengelola SDM di masa depan, manajemen SDM perlu mengadopsi peran baru untuk menghadapi tantangan.

Tetap bertahan di fungsional birokrasi semata akan menyebabkan fungsi manajemen SDM menjadi kurang efektif dalam organisasi. Kegagalan untuk berubah sesuai dengan tuntutan ekonomi akan menjadikan manajemen SDM kurang penting, di mana tantangan-tantangan baru seperti manajemen pengetahuan (knowledge management) dan pengembangan SDM akan diperankan di tempat lain dalam organisasi. Tetapi hal ini tidak perlu terjadi. Pada kenyataannya, SDM adalah sumber logis dari tantangan-tantangan baru ini. 

Bagaimanapun, untuk menjadi bagian dari solusi dan bukan menjadi kendala, manajemen SDM harus keluar dari birokrasi masa lalu. Ini memerlukan pergeseran paradigma bahwa manajemen SDM tidak hanya sekadar menjalankan fungsi dan proses, tetapi lebih kepada peran.

Definisi peran dalam organisasi adalah tanggung jawab, hubungan, dan area kontribusi, serta harapan-harapan. Peran bisa dianalogikan sebagai pernyataan visi organisasi. Dengan mengelola peran, manajemen SDM memberi kontribusi lebih untuk kesuksesan organisasi. Ini berarti paradigma manajemen SDM telah berubah dari fungsi dan proses menjadi hasil dan pencapaian.


“KNOWLEDGE MANAGEMENT” di Era Ekonomi Berbasis Pengetahuan

Perusahaan  merupakan  kolaborasi  antara  aset  tangible  dan  intangible dalam mencapai tujuan. Aset tangible    perusahaan dapat berupa berupa “Land, Labour and  Capital”.  Aset  tangible ini  mudah  dikembangkan  dengan meningkatkan kuantitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Aset intangible perusahaan  terintegrasi  melalui  labour  yaitu  dalam  proses  regenerasi  melalui sharing knowledge.

Dewasa ini adalah era knowledge based economy, di mana kekuatan inti suatu perusahaan terletak pada human capital. Persaingan antar perusahaan yang semakin  kompetitif  memunculkan  konsep  industri  yang  padat  pengetahuan dengan  menuntut  ketersediaan  knowledge  worker  dalam  jumlah  besar  untuk mendukung  kemajuan  suatu  perusahaan.  Human  capital  yang  sarat  akan pengetahuan ini memberikan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas yang jauh lebih signifikan daripada faktor material seperti lahan atau modal semata.

·         Manfaat Pengetahuan

Francis Bacon pada abad ke - 15 mengungkapkan bahwa “knowledge is a power”. Bill Gates membuktikan kekuatan ilmu pengetahuan tersebut pada abad ke  -  20 melalui kemunculan Microsoft. Lompatan besar dalam knowledge ini mendongkrak kebangkitan teknologi informasi seperti Intel, IBM, Cisco, Lucent, dan Dell. Peter F. Drucker membenarkan pentingnya knowledge yang membawa perubahan besar pada kemajuan dunia modern.

Teori ekonomi modern yang digagas Paul Romer imendukung asumsi mengenai perlunya lembaga dan kebijakan negara memanfaatkan sains, teknologi, dan  inovasi  untuk  mendorong  economic  growth.  Model  Romer  dan  aplikasi empirisnya  menunjukkan  bahwa  inovasi  dan  adopsi  teknologi  pada  dasarnya melekat  di  dalam  pertumbuhan  ekonomi  yang  disebabkan  oleh  kombinasi investasi dalam bidang sains, teknologi, inovasi serta kebijakan yang padu.

Modal intelektual dapat bermanfaat melalui tiga perspektif,  yaitu:  manusia,  struktural,  dan  relasi.  Manfaat  knowledge  dalam  perspektif manusia adalah implicit knowledge yang mencakup skill (kompetensi dan keahlian seseorang dalam suatu bidang khusus) dan attitude (kejujuran, tanggung jawab, visioner,  disiplin,  kooperatif,  ulet  dan  tidak  mudah  menyerah).  Manfaat knowledge   dalam   perspektif   struktural   berupa   explicit   knowledge   yang menunjukkan  proses (sistem  kerja,  manajemen,  korporat,  komputerisasi  dan enterprising  ) serta budaya yang menjunjung tinggi etika. Manfaat knowledge management  dalam  perspektif  relasi  adalah  meningkatkan  kerjasama  antar jaringan, reputasi (pengakuan), dan customer capital (mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dengan baik melalui lembaga pendidikan, birokrat, dan industri).

·         Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)

Knowledge  Management  adalah  merupakan  proses  sistematis  untuk menemukan, memilih, mengelola, menyaring dan menyajikan informasi dalam suatu  cara  yang  dapat  meningkatkan  pengetahuan  individu  dalam  suatu lingkungan. Knowledge management memungkinkan penciptaan,pencapaian dan penggunaan segala macam knowledge untuk mencapai tujuan bisnis.

Knowledge Management adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Melalui knowledge management, organisasi mengidentifikasikan pengetahuannya, lantas memanfaatkannya guna meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi. Guna memperoleh knowledge management sebesar-besarnya, organisasi juga aktif mengidentifikasi dan mengakuisisi pengetahuan berkualitas yang ada di lingkungan eksternal organisasi.

Knowledge  management  dikelompokkan  ke  dalam  empat  arahan  yaitu pertama, sebagai pemrosesan informasi organisasi  (organizational information processing);  kedua,  inteligen  bisnis (business  intelligence);  ketiga,  kognisi organisasi (organizational cognition), dan keempat, pengembangan perusahaan (organizational development).

Peranan   knowledge   management   dapat   dilihat   dari   penggunaan pengetahuan  sebagai  basis  melahirkan  inovasi  juga  landasan  meningkatkan responsivitas  terhadap  kebutuhan  pelanggan  dan  stakeholders.  Selain  itu, pengetahuan juga menjadi basis yang meningkatkan produktivitas dan kompetensi karyawan  yang  telah  diberi  tanggung  jawab.  Secara  generik,  knowledge management dapat dipahami melalui aktivitasnya, yakni mengembangkan dan mempertahankan dinamika serta daya saing perusahaan yang bertumpu kepada sumber daya pengetahuan (knowledge assets). Jadi, sebenarnya, faktor intrinsik perbedaan kinerja antara perusahaan tadi adalah pengetahuan.

Para  pelaku  knowledge  management  cenderung  menggunakan  metode dalam menganalisis suatu proses, keadaan, dan aktivitas bisnis, di mana dalam proses analisis tersebut terdapat siklus atau aliran pengetahuan (knowledge flow). Pada akhirnya, mengatur suatu pengetahuan adalah suatu kebiasaan atau habit yang perlu ditumbuhkan.

 

“E-LEARNING” SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ORGANISASI (LEARNING ORGANIZATION)

Modal manusia (Human Capital) menjadi sumber utama nilai ekonomi dimana pendidikan dan pelatihan menjadi “upaya” seumur hidup bagi jutaan pekerja (Stokes, 2003; Urdan & Weggen, 2000). Hal ini karena keberhasilan usaha lebih tergantung pada kinerja karyawan berkualitas tinggi, yang pada gilirannya memerlukan pelatihan berkualitas tinggi. Kemajuan teknologi informasi dan hambatan perdagangan yang tidak ada lagi, memfasilitasi bisnis berkembang di seluruh dunia.

Solusi pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi yang berkembang harus mengantisipasi kebutuhan perusahaan secara global. Adalah e-Learning dimana tenaga kerja saat ini dapat memproses informasi pendidikan dan pelatihan lebih dalam dengan jumlah waktu yang lebih singkat.

 

Hal ini disebabkan produk-produk baru dan jasa muncul dengan cepat. Siklus produksi dan rentang hidup produk yang semakin singkat, menjadikan informasi dan pelatihan cepat menjadi usang. Ada urgensi pelatihan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan lebih cepat dan efisien kapanpun dan dimanapun diperlukan. Dalam era produksi “just-in-time”, pelatihan yang tepat waktu dan mutu menjadi elemen penting untuk keberhasilan organisasi (Rosenberg, 2001; Urdan & Weggen, 2000).

Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi serta skill memadai untuk menunjang perusahaan adalah maksud disediakannya sistem e-learning di korporat. SDM adalah faktor utama keberhasilan perusahaan untuk merealisasikan visi dan misinya. Untuk itu SDM perlu dibangun. Salah satu cara membangunnya adalah mengimplementasikan sistem e-learning.

Supaya implementasi e-learning bisa berjalan sesuai harapan, harus dibuat kerangka strategi implementasinya. Dalam hal tersebut, strategi adalah sekumpulan aksi-aksi terintegrasi yang diarahkan untuk menambah atau meningkatkan kemampuan serta kekuatan enterprise relatif terhadap kompetitor (Porter, 2000).

Manajemen Strategi e-Learning dan Knowledge Management Menuju SDM Kompetitif

Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi serta skill memadai untuk menunjang perusahaan adalah maksud disediakannya sistem e-learning di korporat. SDM adalah faktor utama keberhasilan perusahaan untuk merealisasikan visi dan misinya. Untuk itu SDM perlu dibangun. Salah satu cara membangunnya adalah mengimplementasikan sistem e-learning dan Knowledge Management.

Supaya implementasi bisa berjalan sesuai harapan, harus dibuat kerangka strategi implementasinya. Dalam hal tersebut, strategi adalah sekumpulan aksi-aksi terintegrasi yang diarahkan untuk menambah atau meningkatkan kemampuan serta kekuatan enterprise relatif terhadap kompetitor (Porter, 2000).

Tanpa strategi, seorang implementor e-learning dan Knowledge Management tidak akan memiliki hal-hal berikut:

·         Tidak memiliki resep untuk melakukan implementasi,

·         Tidak memiliki roadmap untuk keunggulan kompetitif,

·         Tidak memiliki game plan untuk memuaskan stakeholder atau mencapai goal kinerja.

Tiga proses yang mendukung penetapan suatu strategi :

1.       Pemikiran strategis : kreatif, pandangan entrepreneur,

2.       Perencanaan strategis : sistematis, komprehensif, analisis untuk membuat rencana/tindakan,

3.       Pengambilan keputusan: reaksi efektif terhadap peluang dan ancaman yang tidak dikehendaki;

Kaitannya dengan strategi, peranan sistem teknologi informasi atau sistem informasi, IT/IS adalah adalah untuk menerapkan strategi yang dipilih dan juga sebagai enabler untuk strategi bisnis baru atau strategi yang hanya bisa diterapkan dengan alat bantu teknologi informasi.

Lima Langkah Manajemen Strategi E-learning dan Knowledge Management

Berikut adalah tabel lima tugas manajemen strategi untuk e-learning dan Knowledge Management:

Task1

Task2

Task3

Task4

Task5

Membuat visi strategis dan misi bisnis

Menetapkan objektif/goal

Membuat strategi mencapai objektif

menerapkan &mengeksekusi strategi

Mengevaluasi kinerja, monitoring pengembangan baru, serta inisasi koreksi/
penyesuaian

 

Tiga Faktor untuk Diperhatikan dalam Manajemen Strategi E-learning dan Knowledge Management

1.       Lingkungan eksternal : Politic (legal), Economic, Social (Ecological), Technological;

2.       Tekanan grup dan stakeholder : Shareholder, competitor, customer, supplier, government, employee, serikat buruh, publik, financial, mass media;

3.       Strategi dan perencanaan internal bisnis : pengembangan internal;

4.       Dari tiga faktor tersebut kemudian dirumuskan strategi bisnis dan perencanaan proses untuk menentukan cakupan.

Faktor-faktor yang perlu untuk diidentifikasi meliputi :

1.       Resiko manajerial dan finansial;

2.       Tingkatan yang diperlukan untuk menciptakan kapabilitas baru;

3.       Struktur organisasi eksisting;

4.       Kemampuan organisasi untuk menerapkan strategi yang dirumuskan (kompetensi, sumberdaya, proses, dan budaya)

5.       Implikasi terhadap customer, partner

6.       Kebutuhan membuat perserikatan,aliansi, joint ventura;

Penerapan Strategi

Setelah strategi dibuat, maka perlu dilakukan langkah-langkah penerapan. Setelah langkah tersebut diimplementasikan, maka akan dapat diketahui strategi lanjutan, konstrain-konstrain muncul, opsi baru muncul, peluang baru datang.

Dalam kaitannya dengan penerapan strategi maka perlu diperhatikan pula siklus hidup produk e-learning dan Knowledge Management.

Alat dan Teknik untuk Strategi

Alat dan teknik yang umum digunakan untuk merancang dan merumuskan strategi antara lain:

1.       SWOT Analysis

2.       BCG matrices; untuk resource alocation

3.       Policy/portfolio matricecs

4.       Five forces

5.       Industry analysis

Strategi Umum E-learning dan Knowledge Management

Umumnya, strategi e-learning dan Knowledge Management diterapkan berdasarkan,

1.       Low cost strategy,

2.       Differentiation strategy,

3.       Niche focus strategy,

Ada tiga kunci penting untuk bisa menjadi trend-setter e-learning dan Knowledge Management di organisasi:

1.       operational excellent, (reliable, easily, dan cost-effective)

2.       customer intimacy , (targeting market precisely)

3.       product leadership, (continuing product innovation yang memenuhi customer needs).

Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memberdayakan sistem pembelajaran di dalam institusi. Menyediakan sistem pembelajaran akan membuat perusahaan selalui bisa selalu menyegarkan pengetahuan bagi stafnya serta membuat pegawai selalu up-to-date dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar perusahaan.

 

Tuesday, June 19, 2012

#ThinkEdu Pendidikan Sebagai Parameter Produksi Dan Pengaruhnya Dalam Model Pertumbuhan

 

Pada awal neoklasik, pendidikan tidak dianggap signifikan sebagai parameter produksi dan karenanya tidak dimasukkan dalam model pertumbuhan (Harberger, 1998: 1-2). Namun tahun 1960-an bukti-bukti empiris merangsang pada "human investment revolution in economic thought " (Bowman, 1960). Penelitian karya (Schultz, 1961) dan (Denison, 1962: 67) mengarah adanya serangkaian kontribusi pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi. Studi lain memandang dampak pendidikan pada penghasilan atau perkiraan tingkat investasi swasta (Becker 1964, Mincer 1974). Sebuah survei tahun 1984 yang mencakup 29 negara-negara berkembang menemukan  perkiraan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi berkisar dari 1 persen di Meksiko sampai setinggi 23 persen di Ghana (Psacharopoulos, 1984).

Hal-hal di atas menjadi bukti empiris tingkat lebih lanjut pendekatan mikro dan makro untuk menerangkan hubungan ini:

1)    Pendekatan Mikro

Pada tingkat mikro, berbagai penelitian menunjukkan bahwa adanya kenaikan kesejahteraan yang terkait dengan tambahan tahun pendidikan, dengan tingkat pengembalian yang berbeda-beda dengan tingkat pendidikan (Behrman 1990, Psacharopoulos 1994). Dari penelitian, lulusan sekolah dasar cenderung lebih kecil daripada pendidikan menengah dan tinggi (Psacharopoulos, 1994: 1325-45).

Dari sudut pandang ekonomi mikro, investasi sumber daya manusia dianggap sebagai salah satu penentu utama keberhasilan dalam dunia kerja dan investasi. Pendidikan menjadi sangat penting sebagai peluang terbesar untuk mengakses pasar tenaga kerja, serta kemajuan karier dan perbaikan status profesional, termasuk dalam hal pendapatan.

Di bidang pertanian, bukti menunjukkan efek positif pendidikan terhadap produktivitas di kalangan petani menggunakan teknologi modern. Sebaliknya berdampak produktifitas lebih rendah, kepada mereka yang menggunakan metode tradisional. Di Thailand, petani dengan empat tahun atau lebih di sekolah tiga kali lebih mungkin untuk mengadopsi pupuk dan pertanian modern lainnya dibanding petani kurang berpendidikan (Birdsall, 1993: 75-79). Demikian pula, di Nepal, petani dengan pendidikan sekurang-kurangnya tujuh tahun di sekolah  menjadikan peningkatan produktivitas produksi gandum dari lebih dari 25%t, dan beras 13% (Jamison dan Moock, 1994:13).

Pendidikan juga merupakan kontributor penting bagi kemampuan teknologi dan perubahan teknis dalam industri. Analisis statistik industri pakaian di Sri Lanka,, menunjukkan bahwa keahlian dan tingkat pendidikan pekerja dan pengusaha, positif berkaitan dengan laju perubahan teknis dan keuntungan dari perusahaan (Deraniyagala, 1995).

2)    Pendekatan Makro

Pada tingkat makro, diyakini bahwa daya saing suatu negara dan produksinya tidak hanya tergantung pada tingkat akumulasi dan persediaan investasi dalam modal fisik, tapi juga investasi yang tertanam pada sumber daya manusia. Kita juga tidak dapat mengabaikan fakta penting lain: bentuk-bentuk investasi dalam pendidikan dan pelatihan, tidak hanya menentukan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, tetapi berdampak positif pada kesehatan, penurunan kejahatan dan kohesi sosial. Oleh karena itu, pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia berdampak sosial lebih besar selain  produktivitas di bidang  ekonomi. Hal ini sesuai dengan definisi dan peran investasi sumber daya manusia dalam konteks ekonomi oleh Adam Smith pada buku "The Wealth of Nations" (1776), yang mengusulkan analogi manusia dan mesin, ternyata sumber daya manusia dapat berkembang biak untuk menghasilkan mekanisme yang diperlukan sumber daya ekonomi.

Dalam prospektif makro, 'teori pertumbuhan baru' memasukkan beberapa efek yang sama, menekankan perlunya pendidikan serta pembelajaran serta R & D. Menurut Lucas (1998), misalnya, semakin tinggi tingkat pendidikan angkatan kerja semakin tinggi produktivitas secara keseluruhan karena pekerja lebih terdidik cenderung untuk berinovasi, dan dengan demikian mempengaruhi hampir semua produktivitas. Pada model-model lain yang serupa, peningkatan pendidikan individu tidak hanya meningkatkan produktivitas mereka sendiri , tetapi juga orang lain dengan siapa mereka berinteraksi, sehingga total rata-rata produktivitas meningkat (Perotti, 1993). Dapat pula  dikemukakan bahwa pekerja terampil di pabrik modern biasanya melek huruf, dapat menghitung, dan disiplin, yang diperoleh di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (Wood, 1994).

Monday, June 18, 2012

#SportEdu Hasil #UNAS SD dan Piala Eropa

Hari-hari di minggu kemarin adalah "The Judgement Day" bagi Firman dalam "kompetisi nasional akademis" (baca: Ujian Nasional) tingkat SD. Akhirnya hari Sabtu kemarin adalah hari pengumuman resmi pencapaian enam tahun masa sekolah dasar. Informasi hasil #UNAS diperoleh setelah melalui "proses investigasi" karena surat tidak dikirim ke rumah namun diinformasikan oleh wali kelasnya. Alhamdulillah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan :-)

Di waktu yang bersamaan keluarga kami diberi suguhan menarik dengan adanya Piala Eropa. Kadang teriakan dukungan dan kekecewaan Riris dan Firman bersahutan untuk kesebelasan favorit mereka. Riris sangat menjagokan Jerman dan Firman pendukung setia Spanyol sehingga rela tidur larut malam (baca: subuh) terutama kalau besoknya libur. Sebulan ini malam-malam menjelang shubuh akan diisi dengan keriuhan yang menjadi "The Judgement Day"  bagi kesebelasan yang tersingkir atau maju ke babak selanjutnya.

<iframe width="600" height="400" src="http://www.youtube.com/embed/bYlhZaP6xWY" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Friday, June 15, 2012

#ICTEdu: Mengukur Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pada Pendidikan

Pada penelitian yang dilakukan Cor-Jan Jager, Jesse Bos, dan Robbin te Velde digambarkan bahwa  dengan TIK dianggap akan memberikan hasil pendidikan yang lebih baik pada banyak orang secara lebih efisien daripada yang dapat dicapai tanpa teknologi tersebut. Dipicu oleh "janji-janji", negara di seluruh dunia telah berinvestasi  besar-besaran pada Teknologi Informasi   dan  Komunikasi (TIK) dalam pendidikan selama dekade terakhir. Dengan demikian, timbul pertanyaan strategis: Apa faktor kunci (driver, enabler, dan penghambat) yang menentukan dampak ICT untuk pendidikan? Studi ini menganalisis dampak ICT untuk pendidikan dalam skala global dengan fokus pada pendidikan dasar dan menengah di beberapa negara. Mereka mencoba untuk menjelaskan beberapa perbedaan dalam kinerja pendidikan di negara-negara tersebut dengan melihat karakteristik kontekstualnya (misalnya kebijakan, infrastruktur teknologi, dll).
Ketersediaan TIK, didorong oleh investasi di bidang infrastruktur keras, merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan besar dampak TIK terhadap kinerja pendidikan. Jelas, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak saja tidak cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Secara umum, investasi di bidang perangkat keras dan lunak harus diakomodasi dan didampingi oleh investasi dalam bidang keterampilan dan perubahan organisasi. Untuk itu, perlu dilihat  faktor-faktor seperti tingkat keterampilan TIK pada siswa dan guru serta perubahan organisasi yang cenderung membuat penggunaan TIK menjadi efektif. Perlu dicatat bahwa dampak ICT ini sangat sulit untuk diisolasi dari perubahan organisasi secara keseluruhan. Di Belanda, misalnya, penggunaan ICT dalam pendidikan berkaitan erat dengan pengenalan cara-cara baru mengajar dengan fokus yang lebih kuat pada otonomi dan kemandirian siswa.Sejumlah faktor kontrol juga harus diperhitungkan, seperti jumlah jam mengajar kelas tradisional. Akhirnya, dampak keseluruhan ICT pada kinerja pendidikan selalu harus dilihat dengan latar belakang faktor-faktor yang secara tradisional memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja, terlepas dari perubahan teknologi dan organisasi, seperti latar belakang pendidikan orang tua.
Faktor yang terkait TIK mungkin berdampak pada kinerja, tetapi pengaruh secara keseluruhan mungkin relatif tidak terlalu tinggi. Penelitian ini didasarkan pada analisis dari sejumlah besar data dari banyak negara  untuk mendeteksi  hubungan potensial antara langkah-langkah sistematis dari keberadaan dan penggunaan ICT dan ukuran  kinerja pendidikan tradisional. Ada dua keterbatasan penting untuk pendekatan ini. Pertama, hubungan diukur dengan menggunakan korelasi parsial yang tidak selalu berarti kausalitas. Kedua, karena tidak memiliki data yang sangat spesifik tentang jenis TIK sedang digunakan di berbagai sekolah. Studi kasus yang dilakukan memungkinkan kita untuk lebih fokus  pada data per negara dan untuk memeriksa secara rinci tersedia penelitian khusus negara (kontekstual) untuk membantu menterjemahkan hasilnya. Pemilihan lokasi geografis didasarkan sebagian besar pada ketersediaan data dan pengetahuan kontekstual tentang mereka.
<iframe width="600" height="400" src="http://www.youtube.com/embed/Uk8x3V-sUgU" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Wednesday, June 13, 2012

Basa Sunda Poe Ieu Keur Meumeujeuhna #SubtitleSunda

Poe ieu di sakulawet nagri Sunda diwajibkeun make Basa Sunda. Kacida sugemana ningali kulawadet anu lain Urang Sunda. Asa leungit kahariwang saperti tulisan simkuring tanggal 31 Januari 2008 nu judulna "Apakah kita perlu menguasai bahasa daerah?". Komo mun ningali Kalawarta (Time Line) di Twitter saperti di handap beuki reureus jeng hayang seuri wae:

Tren Indonesia 

· Ubah

<iframe width="600" height="450" src="http://www.youtube.com/embed/iKHVHLtQgPA" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Tweet 

Stalk of jackfruit. Father's wedding. Tuesday did not tell me (Tongtolang nangka. Kawinan bapa. Poe salasa teu beja-beja) 

 

"Squidward, maneh ngebul, siga sayur anu di sepan, tapi leuwih pinter" -spongebob 

Knock Knock Kolenknock. The hedgehog dead sleepy (Trang trang kolentrang. Si londok paeh nundutan)  

Mr Delon, Mr Delon. Please open the wind gate (Pa Deong, Pa Deong. Pangmukakeun Lawang Angin)  

 

hirup leuwih pondok lamun maneh teu nyobian cinta urang, wkwkwkwk 

Doesn't want father+mother.Want to kid w/ tapering eyelash>Alim karamana alim ka ibuna,hoyong kaputrana nu centik bulu socana

Forrest Gump: "Saur 'ema, hirup teh jiga sawadaheun coklat. Maneh moal terang maneh deuk meunang naon." 

Eminem: Hampura ema, abdi teu maksad nganyeyeri ema. abdi teu maksad ema janten ceurik. Wengi ayeuna abdi bebersih kloset.

Yoda: "Heug. Budakna teh goreng adat. Jiga abahna weh kumaha." 

Upami anjeun palay nyitak gul,anjeun kedah ngahontal target. ~Fabio Capelo~  

Kuring, bade sataranjang panon poe tibeulat ka anjeun RT : Aku, akan setelanjang matahari mencintaimu.

AbdullahHasan:Maneh urg Amerika teu ngaroko deui.Hirup maraneh paranjang+ngabosenkeun  

<iframe width="600" height="450" src="http://www.youtube.com/embed/roq0guyG8Bs" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>