Tuesday, December 25, 2007

25 Dec 2007: Ulang Tahun Pernikahan Orangtua Tercinta yang ke 46

Hari ini (25 Dec 2007) adalah Ulang Tahun Pernikahan Orangtua Tercinta yang ke 46. Beliau berdua menikah di Bandung dan telah melahirkan 2 orang putra dan 1 orang putri dengan 3 cucu. Foto keluarga kami tersebut dapat dilihat disini.....

Apa yang anda renungkan dari kejadian ini? Kesetiaan? Komitmen? Komunikasi? Kasih Sayang? Syariat Agama? Atau Yang Lain.....

Silahkan isi jajak pendapatnya....

Friday, December 21, 2007

Hidup Itu Harus Mengganjilkan dan Menggenapkan



Saat Mentoring lebih dari 3 dekade yang lalu di Masjid Salman-Bandung, saya pertama kali memperoleh pencerahan mengenai Hidup Itu Harus Mengganjilkan dan Menggenapkan. Hhmm.....Apa artinya ya....

Mirip dengan bilangan ganjil dan genap dalam pelajaran matematika....Saat itu salah satu mentor mengibaratkan kalimat di atas dengan adanya garam dalam masakan. Tanpa garam, masakan akan terasa hambar dan hanya cocok bagi orang2 yang sedang diet untuk mencegah penyakit.......Begitu pula ketidak-hadiran atau ketidak-ikut-sertaan seseorang yang sangat berarti bagi keluarga, komunitas, organisasi, institusi atau perusahaan akan membuat suatu aktifitas atau pekerjaan menjadi berkurang artinya, "hambar", terbengkalai atau gagal total (...gatot ). Sebaliknya, kehadirannya akan menumbuhkan semangat, nilai juang kelompok (Team Patriotism), kerja sama dan atmosfir yang membuat aktifitas atau pekerjaan menjadi bernilai tinggi (above average return).....

Untuk itulah kehadiran kita di semua kondisi harus diusahakan agar berarti....dan menjadi tolok ukur (baca: panutan) bagi banyak orang.....Akan sangat baik bila kita bisa menjadi "Personal Long Lasting Brand" yang amanah, tawaddu & sabar dalam menghadapi semua kondisi kehidupan.....

Memang.....Hidup Itu Harus Mengganjilkan dan Menggenapkan



Wednesday, December 19, 2007

Distorsi Lebih Besar Dari Informasi

Istilah ini sering saya pergunakan bila ingin menyitir (baca: agak menyindir) bahwa kehidupan itu harus selalu diukur dari selera kebanyakan orang, kebiasaan, pergaulan atau karena "sesuai rating TV"......Mungkin pada saat SMU atau SMK kita masih ingat bahwa suatu "informasi dapat ditumpangkan pada gelombang pembawa (carrier)"....Namun bila gelombang termodulasi itu (informasi dan "carrier"), pada saat pengiriman terganggu oleh distorsi terlalu besar, maka informasinya akan berubah atau rusak dan tidak akan sama lagi dengan informasi semula.......

Bisakah kita mengerti dan menghayati bahwa kelak kehidupan itu bukan sekedar harus mirip atau sama dengan orang lain......Mungkin banyak contoh pengusaha yang sukses....ilmuwan yang hebat,...pemimpin yang cemerlang,...ulama yang zuhud, pekerja yang baik, orang tua teladan, anak yang sholeh,....dan banyak contoh lagi....melakukan terobosan (kadang "pemberontakan") yang kadang tidak terpikirkan pada zamannya.

Mereka dibekali dengan naluri (kadang kalbu) bahwa tidak selamanya "data mentah" yang mereka terima adalah sesuatu nilai yang "mutlak". Keingintahuan untuk mencari kebenaran hakiki selalu menjadi bekal dan dasar semua pemikiran serta tindakan mereka sehingga menghasilkan "above average return".....Mereka punya kemampuan memilah informasi dari distorsi yang ada dengan teliti dan sabar...serta punya hikmah bahwa seringkali "Distorsi Lebih Besar Dari Informasi".

Wallahu Alam Bissawab.....

Tuesday, December 18, 2007

Bandung-ku Tercinta Makin Ambles


Sepertinya apa yang dikhawatirkan blog sebelumnya (http://sardjana.multiply.com/journal/item/69) terjadi juga.....Ayo Urang Bandung jangan hamburkan air tanah untuk mencegah Bandung makin "tenggelam".....berikut laporan koran PR hari ini:


Bandung Makin Ambles

BANDUNG Raya berada dalam cekungan, bak sebuah kuali raksasa. Proses geologi yang terjadi selama ribuan tahun telah membuat wilayah ini memiliki karakteristik yang sangat khas. Salah satunya, menjadi daerah tangkapan air hujan, lengkap dengan iklim yang membuat banyak orang kerasan tinggal di daerah ini.

Sayangnya, data dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa keberadaan cekungan Bandung justru semakin dalam. Permukaan tanah di cekungan Bandung semakin ambles karena eksploitasi air tanah. Secara teknis, hal itu terjadi karena volume pori-pori batuan pasir yang tadinya penuh berisi air menjadi kopong (kosong). Kondisi seperti itu diperparah oleh terus bertambahnya tekanan dari bangunan dan juga kendaraan yang ada di atasnya.

Sayangnya, amblesnya permukaan tanah di wilayah cekungan Bandung masih sebatas bahasan akademik. Padahal, kecepatan ambles permukaan tanah di kawasan cekungan Bandung tergolong sangat mengkhawatirkan. Wilayah cekungan Bandung-Soreang adalah salah satu contohnya. Sampai saat ini, daerah itu sudah ambles sekitar 42-52 cm akibat muka air tanah di kawasan cekungan air tanah (CAT) turun 2-3 m. Data ini disampaikan Kepala Pusat Geologi Lingkungan Dr. Ir. Ade Djumarma Wirakusumah, Dipl. Seis, beberapa waktu lalu.

Pengambilan air bawah tanah yang tak terkendali menyebabkan penurunan muka air tanah yang signifikan. Itulah pula yang menyebabkan banyak daerah di Kota Bandung dan sekitarnya digolongkan sebagai daerah rawan dan kritis air. Daerah yang mengalami penurunan lapisan air tanah paling besar adalah kawasan Bandung selatan. Daerah tersebut berpotensi banjir karena lapisan tanahnya sebagian besar terdiri dari lempung yang kurang mampu menyerap air, sementara saluran keluarnya tidak ada.

Penurunan tanah ini merupakan salah satu faktor signifikan yang menyebabkan banjir. Ketika titik-titik tanah pada satu kawasan menurun, daerah tersebut menjadi lebih rendah dari tempat-tempat lainnya dan membentuk cekungan, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang berpotensi banjir terutama saat musim hujan. Ironisnya, air menjadi sesuatu yang sulit didapat setiap musim kemarau.

Jika diasumsikan jumlah penduduk kawasan Bandung Raya mencapai 7 juta orang dan kebutuhan air bersih sebanyak 125 liter per hari per orang, kebutuhan air yang harus tersedia sekitar 350 juta m3 per tahun.

Kebutuhan air bersih untuk industri diperkirakan mencapai 132 juta m3 per tahun, sedangkan untuk keperluan sosial (tempat ibadah, dsb.) dan perkantoran diperkirakan mencapai 30 juta m3 per tahun. Dengan demikian, total kebutuhan air bersih di kawasan ini mencapai 512 juta m3 per tahun.

Sementara itu, pemenuhan kebutuhan air bersih yang mampu disediakan PDAM Kota Bandung hanya sekitar 17 juta m3 per tahun. Sedangkan PDAM Kab. Bandung-Cimahi baru mampu menyediakan sekitar 19 juta m3 per tahun.

Secara keseluruhan, pemenuhan air bersih oleh kedua PDAM itu baru mencapai 36,5 juta m3 per tahun dengan proporsi sumber air bakunya 40% berasal dari air permukaan dan 60% dari air tanah. Pengambilan air tanah yang dilakukan industri terjadi karena PDAM memang tak mampu menyediakan kebutuhan air mereka.

Penurunan muka air tanah yang drastis terjadi terutama sejak tahun 1980-an. Hal itu seiring dengan pesatnya perkembangan industri dan permukiman penduduk. Penurunan muka air tanah paling parah terjadi di daerah industri, seperti Cimahi (sekitar Leuwigajah), Batujajar, sekitar Jln. Moh. Toha, Dayeuhkolot, Rancaekek-Cicalengka, Ujungberung, Cicaheum, dan Kiaracondong.

Di daerah permukiman dan perumahan, penurunan terjadi pada muka air tanah dangkal. Hal itu terlihat dari sulitnya penduduk mendapatkan air tanah dari sumur-sumur mereka. Berdasarkan data Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar, di seluruh cekungan Bandung terdapat 2.237 sumur bor air tanah.

Kondisi penurunan air tanah yang disertai amblesnya permukaan tanah ini terjadi terus setiap tahun. Keadaan ini juga selalu dipaparkan para ahli. Apakah harus menunggu hingga cekungan Bandung benar-benar cekung? Atau, hingga bangunan mulai banyak yang miring karena tiang pancangnya bergeser? Tak ada kata terlambat untuk berbuat, setidaknya mulai tahun depan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju penurunan permukaan tanah di cekungan Bandung salah satunya dengan penggunaan kembali air yang telah digunakan (reuse) sehingga lebih efisien. Implementasi regulasi pengambilan air tanah juga harus ditegakkan dengan rencana tata ruang wilayah yang ditaati dan diimplementasikan secara baik oleh semua pihak, baik oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat di wilayah cekungan Bandung dapat berbuat dengan memperbanyak air yang meresap ke dalam tanah dengan menanam pepohonan, penghutanan, sumur resapan atau bendung penampung air. Masyarakat juga dapat mengalihkan pemenuhan kebutuhan air bersih yang berasal dari air tanah dengan sumber air lain seperti air permukaan atau penampungan air hujan. (Deni Yudiawan/ "PR")***

Dikutip dari : http://beta.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=5140

Foto dipinjam dari: http://www.asianafrican-museum.org/images/bandung.jpg

Ma Deong......Ma Deong.....Pangmukakeun Lawang Angin

Jaman keur leutik....nepi ka SMP ketang....Kuring sok ngahariring...Ma Deong......Ma Deong.....Pangmukakeun Lawang Angin....mun langlayangan teu daek ngapung kumarga euweuh angin...

Teuing timana asalna hariring ieu....Ngan mun langlayangan bisa ngapung jeung anginna jadi gede....sok hayang nyaho
urang mana Ma Deong teh....


Thursday, December 13, 2007

Begadang...jangan Begadang

Begadang...jangan Begadang kalau tiada artinya......
Tadi malam ku begadang.....mungkin itu ada artinya
Begadang boleh saja kalau ada perlunya.....
Ku begadang memang ada perlunya...Kang Oma...

Tapi tolonglah diriku....ngantuk tiada taranya...

Foto dipinjam dari:
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/r/rhoma-irama/rhoma_irama.jpg


Wednesday, December 12, 2007

Muararajeun....Tempat Lahir Beta.....

Sudah lama saya tinggal di daerah ini...yaitu sejak saya dilahirkan oleh ibu tercinta. Namun tempat ini sulit untuk dilupakan dan ditinggalkan karena beberapa hal:
  1. Aman:
    • Karena lingkungannya yang masih relatif homogen, kami masih mengenal warga di sekeliling rumah. Hal ini memudahkan "Komando Teritorial" dengan warga sekitar.
    • Kawasan ini seperti perumahan cluster (keren ya...), walaupun ada beberapa "lubang tikus", namun mudah diawasi dengan hubungan yang baik dengan warga sekitar Muararajeun.
  2. Tidak sulit air bersih:
    • Kawasan ini dilalui oleh pipa air minu dari PAM yang cukup baik. Rumah kami misalnya, airnya mengalir 24 jam sehari....
    • Karena tanahnya kebanyakan terdiri dari cadas dan tanah pasir, maka kandungan air bersih dalam tanahnya mencukupi. Hanya saja kawasan ini, seperti tempat lain di Bandung, juga mengalami penurunan air tanah cukup signifikan.
  3. Relatif berada ditengah kota:
    • Jarak dari pusat kota ke kawasan ini adalah ~ 3 KM dan berada 1 KM di tenggara Gedung Sate atau Gasibu. Hal ini memudahkan kami untuk melakukan perjalanan ke semua area kota Bandung.
    • Hal ini pula yang menjadi pertimbangan tinggal disini agar putra putri kami tidak jauh dari sekolah mereka. Dalam kondisi normal, sekolah putra putri kami masing bisa ditempuh dalam waktu 15 dan 5 menit dar rumah.
  4. Bukan daerah macet:
    • Selain lokasinya dekat pusat kota, daerah ini juga tidak mengalami macet pada hari kerja maupun libur. Alasan ini pula yang menyebabkan kami pindah dari rumah di Antapani yang dibeli (tepatnya: Ngiridit) saat masih bujangan....
    • Hanya saja setelah dibangunnya Jembatan Layang Paspati, Jalan Supratman sebagai akses utama ke daerah ini jadi ramai dan perlu berhati-hati untuk menyebranginya terutama bagi anak-anak.
  5. Dekat dengan rumah orang tua:
    • Kepindahan kami dari rumah di Antapani juga disebabkan kami ingin tinggal dekat kakek dan nenek.....agar bisa giliran menjaga beliau berdua yang sudah uzur....yang notabene dekat rumah orang tua juga....
    • Dengan kedekatan rumah dari orang tua punya keuntungan ganda bilamana harus keluar kota atau daerah cukup lama ....tidak ragu meninggalkan keluarga. Hal ini juga pada saat darurat terpaksa minta bantuan orang tua bila saya dan istri sedang sibuk di kantor dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan...
  6. Lingkungannya Tidak Kumuh:
    • Walaupun bukan daerah elit (menuru saya), kawasan ini tidak kumuh dan cukup terpelihara kebersihannnya. Sejak saya tinggal disini, kebersihannya (terutama sampah) telah dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan masalah.
    • Kebetulan permaisuri bertindak sebagai salah "unsur pemerintah lokal" (baca: bendahara RT) sehingga salah satu tanggung jawabnya dalam hal-hal pendukung masalah kebersihan ini.
That's all...



Tuesday, December 11, 2007

Teu Aya Bangsa Anu Maju Mun Poho Kana Jati Dirina



Urang Ulah Poho Kana Waruga

Yen Hirup Di Tatar Sunda
Geuning Masih Keneh Sok Era Parada
Mun ngomong make basa kawula

Alusna mah geura Pikiran ku sarerea
Meujeuhna dilenyepan tur mikaboga rasa
Ngahormat kana warisan jeung budaya Sunda
Teu Aya Bangsa Anu Maju Mun Poho Kana Jati Dirina

Monday, December 10, 2007

Teruskan Perjuanganmu Hai Bangsaku


Arah langkah menuju cerah
Kemana jiwa memapah titah

Ibu Pertiwi sampaikan hati
Jeritan norma dan budi pekerti

Aku sadar kemana kalbu mengharu
Memberi akad menerpa biru

Tak ada langkah yang sia-sia
Sejuta asa dan airmata bahagia

Teruskan Perjuanganmu hai bangsaku
Menuju istana harapan anak cucu

Kuring Balik Ti Lembur

Poe kamari....Kuring Balik Ti Lembur di Pagerageung, Tasikmalaya. Ngalongok uwa jeun bibi nu kabejakeun gering parna. Uwa gaduh panyawat jantung jeung geus sabaraha kali dirawat di rumah sakit....Bibi mah gering kanker rahim anu geus nyaliara jeung teu bisa ingkah tina tempat sarena. Kuring ngan bisa ngadu'a supaya arajeunnana daramang sabihara sabihari bari masihkeun sumbangan sakadarna......

Salian ti eta simkuring ka Tasik ningali sapi keur Qurban tahun ayeuna nu biasana dipeuncit di Pagerageung. Minangkamah rek amal bari ngaraketkeun silaturahmi jeun dulur anu jarang tuang daging sapi.....Alhamdullah meunangkeun sapi anu mulus tur cocok boh dina harga jeun pangawakannana....

Balikna teu poho meuli Daging Hayam Mang Adang di Ciawi jeung Sop Cokor Sapi di Malangbong karesep barudak di imah. Ari keu permaisuri adi pangmeulikeun Lauk Nila Bumbu Cobek karesepna...

Cag...sakitu dongeng Kuring Balik Ti Lembur...Hapunten nu kasuhun bilih Undak Usukna kirang merenah........


Thursday, December 6, 2007

Guru....Karier Yang Tidak Pernah Berakhir

Menurut saya menjadi Guru....Karier Yang Tidak Pernah Berakhir..... Tidak ada "bekas guru" mirip dengan tidak adanya "Bekas Orang Tua atau Anak"....Berbeda dengan Mantan Bos atau atasan dari suatu akrir di perusahaan

Selain Guru memberikan pengabdian secara profesional, juga baktinya melibatkan emosional yang kuat tehadap anak didiknya.

Mungkin kita masih ingat buku "Laskar Pelangi" dari Andrea Hirata....atau film dokumenter "Kepala Sekolahku Pemulung" di Metro TV, namun semua itu belum cukup menggambarkan peran guru bagi bangsa ini.....

Ayah pun seorang guru dan salah satu cerita yang tidak pernah kulupa adalah sebagai berikut:
"Suatu hari diadakan razia rambut panjang dimana beliau menjadi kepala sekolah.....Diantara muridnya ada seorang murid yang tidak mau mencukur rambutnya dengan alasan tidak punya uang.....Seketika itu juga ayh pun memberinya uang untuk mencukur rambutnya...."

"Cerita belum berakhir disitu....Beberapa puluh tahun kemudian...Kejadian "sepele" tadi diingatkan oleh muridnya yang sekarang jadi pengusaha sukses kepada ayah...Dia katakan kejadian itu tidak akan dilupakan seumur hidupnya karena setelah kejadian itu bukan hanya rambutnya yang berubah...namun hatinya telah terbuka lebar...."

"Dan pada saat saya dan istri menjalankan ibadah Umrah 1426 H, murid ayah ini (yang sudah punya putra yg dewasa) menceritakan kejadian ini kepada kami dan putra-putrinya sebagai kejadian yang mengubah jalan hidupnya"...

Jelas peristiwa ini akan berubah konstelasinya bila dilakukan bukan oleh guru pada muridnya karena ternyata setiap pemikiran, emosi dan langkahnya menjadi ikatan yang tidak pernah hilang......

Guru....Karier Yang Tidak Pernah Berakhir

Tuesday, December 4, 2007

8 Hal Yang (Mudah2-an) Tidak Ada Pada Diri...plus bonus Resolusi untuk Tahun 2008

Banyak teman yang meminta mengerjakan PR perihal 8 hal yang ada atau berhubungan dengan diri.

Namun kali ini akan disampaikan 8 Hal Yang (Mudah2-an) Tidak Ada Pada Diri:

1. Ambisius:
Mungkin banyak orang menganggap ambisius itu penting...setidaknya mempunyai ambisi....Ayo bedanya apa ya??? Namun sampai saat ini, harmoni lebih dipentingkan oleh pribadi dari "penonjolan diri"....bahkan pada saat yang itu memang telah menjadi "hak".

Bukan bermaksud sombong...... Sudah beberapa kali diri ini menolak jabatan yang lebih tinggi baik saat ini maupun di perusahaan sebelumnya....Saya mohon maaf bilamana mengecewakan beberapa fihak dalam hal ini....Alasannya simpel (bagi saya); Ada ketakutan harus main golf, takut bekerja sampai tengah malam (walau saat ini pun sering...), menghargai teman, tidak bisa pulang ke Bandung saat weeked, tidak mau mengantar tamu ke tempat "lampu merah", takut mengganggu sekolah dan lain-lain.

Agak sedikit naif memang...namun itu adalah suatu pilihan....dan itu adalah Hak Azasi Manusia (HAM)..

“A wise man is cured of ambition by ambition itself; his aim is so exalted that riches, office, fortune and favor cannot satisfy him” Samuel Johnson quotes


2. Lebih Mencintai Pekerjaan Dibanding Keluarga:

Sampai saat ini...setelah bekerja di beberapa perusahaan Multi Nasional (terutama Amerika), dalam diri sudah ditekadkan bahwa keseimbangan kepentingan keluarga dan perusahaan adalah sangat penting..atau sedikit lebih besar....he...he. Ini tidak lepas karena seringnya membaca buku dan melihat film yang pada akhirnya memperlihatkan bahwa seorang manusia pada dasarnya bermula dan berakhir pada keluarganya. Statistik dan fakta: Kerja Normal/Wajib adalah 8 jam/33,3%, sisanya yang 16 jam/66,66% adalah milik keluarga ....walaupun harus dikurangi oleh waktu2 yang berhubungan dengan transportasi, komunikasi dll yang pada dasarnya untuk keluarga juga.... Hal ini ditambah pengalaman beberapa "expat" yang pernah bekerja sama (baca: sama2 kerja) dan menjadi panutan karena komitmennya yang sama besar terhadap keluarga dan perusahaan.

“In dwelling, live close to the ground. In thinking, keep to the simple. In conflict, be fair and generous. In governing, don't try to control. In work, do what you enjoy. In family life, be completely present.” Tao Te Ching quotes


3. Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan:

Hal ini dicoba dan dihindari oleh diri dalam segala hal...Sesuatu yang dicapai, karena tiba2 kita menjadi "Accidental Hero" (ingat film-nya Dustin Hofman??) akan menjadi "boomerang".... karena akan kehilangan dukungan "Pemangku Kepentingan" baik di keluarga, pekerjaan atau kehidupan rohani dan sosial. Sesuai dengan Tema awal blog ini "Focus On The Journey, Not The Destination", sesuatu pencapaian harus melalui proses yang baik dan benar (baca: "Halalan Thayiban") sehingga semuanya akan bermula dengan baik dan berakhir baik pula.

“I am confirmed in my division of human energies. Ambitious people climb, but faithful people build.” Julia Ward Howe quotes


4. Kesuksesan diukur secara material

Banyak teman menganggap bahwa saya dianggap sukses karena secara material dan struktural lebih mapan....

Padahal lebih dari itu, kesuksesan adalah bilamana pribadi tidak berubah terhadap orang lain baik dalam keadaan susah maupun senang. Begitu pula saya mengukur kesuksesan orang lain dengan proses yang dia capai dan bukan pencapaiannya..... Diri ini sangat menghargai teman, sahabat, rekan dan keluarga yang memang sukses dalam mencapai tujuannya dengan segala ketabahan, inovasi, semangat berjuang dan tetap Tawa'du pada Allah SWT.

Saya sangat terkesan dengan salah seorang teman keturunan Chinese yang mengatakan:
"Saya mungkin telah sukses sekolah di salah satu College di Amerika berkat usaha dan kerja keras orang tua yang punya toko kelontong yang sederhana......Tapi sekarang, dengan keadaan yang lebih baik, apakah anak saya bisa lebih baik dari saya??? Bagi saya anak adalah sangat penting dan tolok ukur kesuksesan saya ada pada kualitas keturunanku nanti"

Paparan tentang hal ini dapat dibaca disini.

“Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful.”

Herman Cain quotes

5. Tidak Menghargai Persahabatan
Selama kurang lebih 5 windu setelah terlahir di dunia......hal ini menjadi prioritas dalam hidup. Mungkin tidak semulus seperti yang ada dalam sinetron, namun menurut pengalaman, persahabatan adalah sesuatu yang menjadi fitrah diri manusia sebagai mahluk sosial........

Diri ini mencoba menjalin beberapa persahabatan dengan beberapa orang yang saling percaya (Trustworthiness)....dan Alhamdullilah berjalan dengan baik...... Kata kuncinya adalah Kami mencoba untuk tetap "lurus" dan "tidak berubah" semenjak pertama kali bersahabat sampai sekarang....
meskipun jalan yang dilalui "terjal dan sampai bibir jurang".

“Be courteous to all, but intimate with few, and let those few be well tried before you give them your confidence. True friendship is a plant of slow growth, and must undergo and withstand the shocks of adversity before it is entitled to the appellation.”

George Washington quotes

6. Mudah Terbujuk Rayuan

Bagi laki-laki mungkin rayuan dan godaan wanita adalah nyata dan tidak bisa diremehkan.....Bila rayuan itu datang dari istri maka akan menjadi barokah dan menjadi bibit kasih dan bunga cinta yang sangat indah.....Tapi bila hal itu datang dari WIL maka konstelasinya akan berubah dan kita harus tahu risiko yang dihadapi.....

Alhamdulllah sampai saat ini godaan atau rayuan itu (PD aja...he.he..) dapat dihindari...Resepnya: Sebelum berpikir soal konsekwensi agama.....Seringkali dihitung secara ekonomis, matematis, dan is-is lainnya yang pada keimpulannya "don't try at home".....

“Only trust thyself, and another shall not betray thee.”

William Penn quotes


7. Lebih Besar Pasak Daripada Tiang

Sejak kecil saya menyadari bahwa bersikap "Hemat Pangkal Kaya" adalah benar adanya. Bukan bermaksud sombong.....Saat ini setelah mengalami pasang surut kehidupan, yang menjadi pegangan dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah rumus pengeluaran yang dipakai oleh Pak Soegiharto/ex-Menteri BUMN sbb:
  • 40% untuk keperluan sehari-hari (temasuk acara selingan, makan di luar, liburan dan sebagainya)
  • 30% untuk pendidikan (bukan hanya iuran sekolah, namun jaga sarana lain untuk "Sharpen The Saw")
  • 30% untuk investasi (termasuk tabungan, asuransi, properti, aset, "bekal di akhirat" dan lain-lain)

“We believed that it was a prudent measure for us to follow, make sure we had the cash readily available to us to finance our operations should it be needed.”

John Sheehan quotes


8. Tidak Senang Mengajar

Kalau diperbolehkan memilih karier...maka saya akan memilih mengajar sebgai pilihan utama. Pada dasarnya seuatu pekerjaan kebanyakan adalah berkomunikasi (Communicating) dan mendidik (Coaching, Educating etc.). Saat ini pun diluar pekerjaan yang rutin saya senang mengajar (lebih tepat lagi mendidik) keluarga, rekan kerja atau bawahan, mahasiswa dan orang-orang di sekeliling dengan segala sesuatu yang memberi "nilai tambah". Bisa saja itu merupakan sesuatu yang "diluar kebiasaan" namun bila menempatkan manusia sebagai mahluk tertinggi ciptaan-Nya.. maka akan saya sampaikan sebagai bagian dari "Amar ma'ruf Nahi Munkar"....

“The object of education is to prepare the young to educate themselves throughout their lives.”

Robert M. Hutchins quotes


Sebagai bonus (karena diminta), saya sampaikan 8 Resolusi untuk Tahun 2008:
  1. Lebih memperhatikan keluarga baik terutama dari sisi rohani dan peningkatan "personal development"....Tanggung jawab sebagai kepala keluarga agar di akhirat terhindar dari Somasi anak dan istri.....
  2. Ingin meningkatkan porsi mengajar menjadi 25% dari total waktu karier pribadi.....Impian yang terus menggelora dan porsinya ingin ditingkatkan terus...
  3. Melakukan 2 kegiatan sosial yang cukup besar diluar keterlibatan dengan perusahaan atau institusi......Yang sudah terbayang sich mengadakan khitanan massal seperti saat lulus sarjana.....Yang kedua adalah memberikan bantuan untuk sekolah yang pernah ditempati dan masih membutuhkan bantuan...
  4. Lebih rajin olah raga untuk menjaga kesehatan.....kayaknya berat tubuh meningkat nich...
  5. Membuat "Start Up Company" yang diharapkan dapat menajdi Inkubator Kewirausahaan, minimal untuk pribadi...juga orang lain.
  6. Mulai memikirkan untuk meraih karier yang lebih tinggi tanpa ada perasaan ambisius...Terus terang ini saya rasakan sebagai tantangan besar (lihat point no.1 dari artikel ini).
  7. Hoyong kursus Cianjuran atanapi Kacapian....Sanes dina raraga ngamumule Budaya Sunda....mung kuring resep wae (caket2 ka bogoh)....Oge, saparantos ningal pajabat palinter nyanyi, sim kuring ngemut yen tiasa ngagem hiji bidang kasenian tina Budaya Sunda, bakal ngarupikeun "Competitive Advantage" kanggo pribados sareng urang sadaya.....
  8. Lebih memikirkan untuk mencintai bumi ini dan mencoba untuk mengurangi efek Global Warming...Langkah nyatanya adalah menjual mobil yang terbilang "boros' dan menggantikannya dengan yang lebih hemat....serta kalau tidak perlu...tidak usah ada aset yang dobel....
Panjang juga ya .....

End notes....

Oleh karena itu saya tidak akan meminta rekan2 dan sahabat untuk membuat PR ini...namun penuh harapan dan terima kasih atas komentar, dorongan, kritik, saran dan kegembiraan yang telah diberikan selama ini

Wassalam
Djadja Achmad Sardjana