Wednesday, January 30, 2008

Kunci sukses dari telepon pedesaan di Bangladesh

Di BANGLADESH, 97% dari rumah-rumah dan hampir semua pedesaan kekurangan telepon dan menjadi salah satu negara paling sedikit sarana telekomunikasinya di dunia. Ketiadaan sarana telekomunikasi ini mendukung keterbelakangan dan pemiskinan dari penduduk Bangladesh. Untuk mengatasi masalah ini, GrameenBank suatu lembaga institusi keuangan yang mikro, membentuk dua institusi:

1) Grameen Telecom, suatu organisasi nirlaba secara yang keseluruhan dimiliki GrameenBank untuk menyediakan servis telepon di daerah pedesaan sebagai satu aktivitas penghasil keuntungan untuk para anggota GrameenBank, dan

2) GrameenPhone Ltd. (Suatu kemitraan dengan institusi/perusahaan Amerika, Norwegia, dan Jepang), suatu perusahaan berorientasi keuntungan yang pada tahun 1996 memenangkan lisensi selular nasional GSM. GrameenPhone (GP) sejak itu telah menjadi operator yang dominan, serta menyediakan pelayanan telekomunikasi di wilayah pinggiran perkotaan dan sepanjang jalan kereta api.

Kunci sukses dari telepon pedesaan adalah hasil dari pengembangan kader dibidang wirausaha yang didukung oleh GrameenBank. Setelah Bank menyetujui pembiayaan suatu telepon, GT membeli suatu persetujuan beli telepon selular atas nama wirausaha dan menyediakan koneksi, perangkat keras dan pelatihan untuk mengoperasikannya. GT juga menjejaki trend di dalam telepon gunakan dan mengidentifikasi operator yang mempunyai pemasaran kesukaran atau mengumpulkan pembayaran-pembayaran untuk servis.

Jaringan telepon pedesaan dari GT juga menghasilkan manfaat-manfaat sekunder penting kepada wanita-wanita yang mereka melayani. Karena 95% dari operator adalah wanita, dan telepon-telepon itu di dalam rumah-rumah mereka, pelanggan wanita mempunyai akses pada telepon pedesaan inimerasakan nyaman menggunakannya. Ada juga beberapa bukti, karena telepon-telepon itu demikian penting bagi mereka, menjadi operator telepon pedesaan membantu mereka untuk meningkatkan status dari wanita-wanita tersebut di dalam masyarakat.

No comments: