“AMBILKAN bulan, bu. Ambilkan bulan, bu, yang selalu bersinar di langit. Di langit, bulan benderang. Cahayanya sampai ke bintang. Ambilkan bulan bu, ambilkan bulan, bu. Untuk menerangi, tidurku yang lelap di gelap.”
Monday, July 23, 2012
AT Mahmud dan Hari Anak Nasional: Kecintaan Seorang Bapak Pada Penerusnya
Thursday, July 12, 2012
Kiprah @Utama @HimatifUtama di #PIMNAS #PKM @DIKTI @UMYjogja: Kami Datang Kami Bertarung Kami Buktikan (Vini Vidi Probare)
Saat ini tim dari Teknik Informatika Universitas Widyatama sedang berada di Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk mengikuti PIMNAS ke 25 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tim yang adalah 4 (empat) peserta PKM yang terpilih sebelumnya dan lolos didanai DIKTI tahun 2012. Keempat tim ini secara bersamaan kemudian lolos untuk mengikuti PIMNAS ke 25 yang terdiri dari:
No. | Judul kegiatan | Bidang Kegiatan | Kelompok Pemenang | Dosen Pendamping |
1. | WEB GIS Untuk Tracking Rute Perjalanan Transportasi Umum Dengan Menggunakan Algoritma Dijikstra dan Google Maps API | PKM-KC | · Abraham Mikhael D · Esa Fauzi · Rizkiyanda Tri Putera Akhmad · Muh. Fitra Ramadhan · Rizal Rifqiana Mutaqin | Djadja A. Sardjana, ST, MM |
2. | WOBI-TRABAS (Web and Mobile Based Decision Support Application for Traffic Booster Adjustment System) | PKM-KC | · Fikri Arfiana · Mohamad Sodiq · Anna Mardiyani · Ema Patmawati · Yuliana | Danang Junaedi,ST, MT |
3. | Sistem Rekomendasi Pemilihan Dokter Berdasarkan Penyakit, Lokasi dan Biaya untuk Masyarakat Kota Bandung | PKM-KC | · Vika Sylvana · Irfan Anggara · Arbyanshah · Aulia Saufa Y · Ragha Pramadita P | Danang Junaedi,ST, MT
|
4. | Aplikasi Pencarian Data Informasi Untuk Penyandang Disabilitas | PKM-T | · Mochammad Taufan Maulana Rukanda · Ahmad Gelar Andika · Adhi Subhana · Dicky Rai P · Dickson Pratama | Sriyani Violina, ST, MT. |
Kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki potensi dan energi yang besar untuk diasah dan dikembangkan ke arah suatu kemampuan yang dibutuhkan bagi peningkatan mutu pembangunan bangsa dan negara. Untuk itu, mahasiswa perlu diberi peluang dan tantangan tersistematis guna meningkatkan mutu kreativitas, mentalitas dan perilakunya. Di samping itu, aspek kerjasama dan komunikasi yang bermanfaat antar intelektual muda, yang selama ini menjadi kendala lulusan perguruan tinggi, juga perlu dibudayakan. Perkembangan paradigma dan budaya akademik baru tersebut seyogyanya tidak hanya sebatas lokal di Perguruan Tinggi masing masing semata, melainkan juga sampai pada level nasional, bahkan global. Oleh karena itu, Ditjen Dikti memandang perlu menciptakan berbagai kesempatan bagi mahasiswa untuk saling berkomunikasi melalui produk kreasi intelektual berskala nasional, seperti Lomba Robot, Lomba Konstruksi Jembatan dan lain-lain, termasuk even akademik mahasiswa terbesar, yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Melalui PIMNAS, karya-karya kreatif mahasiswa dipertemukan, dibahas sesama mahasiswa dan juga juri, sekaligus disampaikan kepada masyarakat.
Atas keberhasilan ini Koordinator Pusat Studi Univesitas Widyatama, Nugroho J. Setiadi, PhD menyampaikan apresiasinya sebagai berikut:
Kepada mereka yang berhasil memenangkan hibah PKM dan berkesempatan ikut PIMNAS, kami ucapkan SELAMAT atas prestasinya dan selanjutnya tunjukkan karya kreatif kalian dan pertanggungjawabkan hasilnya. Kepada Biro Kemahasiswaan dan Prodi yang berupaya memotivasi dan mengkoordinasi kegiatan ini, serta para dosen pendamping yang secara tulus dan ikhlas mendampingi para mahasiswanya, kami dari Koordinator Pusat Studi hanya menyampaikan apresiasi dalam bentuk ucapan SELAMAT dan TERIMA KASIH. Mudah-mudahan keberhasilan ini dapat menjadi pemacu bagi yang lainnya dan mendapat perhatian dari para pemimpinnya.
Thursday, July 5, 2012
#GoodMovie The Last Samurai: Antara Semangat Kebangsaan dan Pengaruh Asing
Cerita dalam film terjadi selama awal modernisasi Jepang, pada 1870-an dan 1880-an. Kekuasaan Kaisar telah melemah oleh kekuatan politik dan ekonomi kabinetnya dengan usianya yang masih muda. Pengaruh politik Amerika Serikat dan negara Barat lainnya menarik kendali dari kabinetnya dan memasok persenjataan modern dan taktik kepada Jepang untuk modernisasi tentaranya.
Tom Cruise memerankan Kapten Allgren, seorang veteran yang kecanduan alkohol karena telah melihat dan berpartisipasi dalam pembantaian terlalu banyak orang Indian tak bersalah. Ia ditawari kesempatan untuk merebut kembali beberapa kehormatannya dengan membantu melatih militer Jepang dalam penggunaan senjata api. Ketika ia tiba di Jepang, tes pertama dari tentara Jepang dan senjata baru itu akan melawan kelompok pemberontak. Mereka adalah samurai yang percaya pengabdiannya dalam rangka pelayanan untuk Kaisar dan Jepang, tetapi menolak kabinet Kaisar dan pengaruh negara-negara barat.
Dalam kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh seorang kaisar pasif, Jepang tampaknya siap untuk masuk ke dalam perang saudara melawan kepercayaan, nilai dan kehormatannya sendiri. Selama serangan pertama pada Samurai, Allgren ditangkap oleh para Samurai dan memulai perjalanan spiritual, fisik dan filosofis yang akan membawanya ke tingkat harga diri dimana budayanya sendiri tidak pernah bisa memasok.
Interpretasi dari perjalanan ini adalah bahwa Allgren telah menemukan tempat dan orang yang menawarkan dia penebusan diri, di mana di dunia sendiri ia tidak dapat menemukannya. Tapi Allgren hanya sebagian kecil dari cerita - yang akhirnya berputar di sekitar apa yang tepat untuk Jepang. untuk subjektivitas seluruh bangsa, dan bagaimana untuk menggambarkan suatu subjek dari sudut pandang sendiri.
Jepang secara tradisional diperlakukan dengan baik dan empati di sini, tidak berlebihan karena beberapa dari kritikus film sepertinya mengusulkannya untuk Oscar. Ini bukan film tentang apa yang secara objektif benar dan salah, tetapi sebuah film tentang berjuang untuk memahami dan memberdayakan tradisi sebagai sarana untuk mengontrol dan mengambil manfaat dari perubahan. Kita menemukan ada pernyataan moral yang besar di sini, tetapi lebih intens dan simpatik. Suatu drama manusia dengan rasa yang kuat pada kehormatan dan pengorbanan.
Edward Zwick (Sutradara) telah membuat film yang beroperasi baik di setiap tingkatan, membawa ide-ide filosofis yang sederhana tapi mendalam, tetapi menghindari kesalahan dengan membuat ide-ide dan karakter yang mengungkapkannya super heroik. Pada akhirnya, film ini dengan indah menyampaikan pesan kuat tentang perang, tradisi, kehormatan etika, dan budaya, yang meskipun tidak terlalu asli, namun sensitif dan cerdas dibawa ke depan layar.
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=r5BeJ7j1Fj4&w=600&h=400]