Persaingan di era globalisasi membutuhkan tingkat produktivitas yang tinggi, pengetahuan yang luas serta profesional. Praktek pelatihan konvensional tidak mampu menyediakan pelatihan yang dibutuhkan secara efektif karena keterbatasan waktu, tempat, jumlah instruktur, fasilitas, dan lain-lain. Proses pendidikan dalam Diklat PNS membutuhkan teknologi yang dapat menyediakan pendidikan dan pelatihan yang cepat dengan metode pendidikan yang lebih efektif serta persiapan yang lebih singkat.
Di negara maju, sistem E-learning telah diaplikasikan oleh berbagai instansi, termasuk institusi pemerintah. Di Indonesia, sistem E-learning telah banyak diaplikasikan di berbagai institusi akademis, instansi pemerintah, lembaga dan perusahaan, meskipun masih terbatas jumlahnya. Dengan sistem E-learning proses belajar-mengajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun (anywhere, anytime & anyplace) selama memiliki akses ke website (internet).
Keuntungan E-learning
Dalam implementasinya, E-learning memiliki kelebihan sebagai berikut:
- Mampu mengurangi biaya Diklat (efisiensi).
- Fleksibilitas waktu sangat tinggi, tidak mengganggu aktivitas utama/pekerjaan.
- Fleksibilitas tempat sangat tinggi, dapat mengakses pelatihan di kantor, di jalan, bahkan di meja kerja.
- Fleksibilitas kecepatan pembelajaran sangat tinggi, sesuai kecepatan belajar masing-masing peserta Diklat.
- Standarisasi pengajaran E-learning mempunyai kualitas yang sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar/tutor.
- Efektivitas pengajaran sangat tinggi karena E-learning membantu proses pembelajaran serta mempertahankan minat belajar pesertanya.
- Kecepatan distribusi. Sistem E-learning dapat dengan cepat menjangkau peserta yang berada diluar wilayah pusat pendidikan.
- Ketersediaan (on-demand). Sistem E-learning dapat sewaktu-waktu diakses (anytime, anywhere, anyplace).
- Otomatisasi proses administrasi. Sistem E-learning menggunakan Learning Management System (LMS).
Keterbatasan E-learning
Keterbatasan implementasi E-Learning diantaranya sebagai berikut:
- Budaya
Metode E-learning relatif baru diaplikasikan, sehingga masih dirasakan adanya culture handicap sementara motivasi belajar masyarakat indonesia masih banyak yang tergantung pada pengajar. - Investasi Besar
Pada awal dimulainya implementasi E-learning dibutuhkan biaya yang cukup besar. - Materi
Ada beberapa materi yang tidak dapat diajarkan melalui E-learning pada kegiatan fisik (phisical), seperti: praktek olahraga, instrumen musik, dll. - Infrastruktur
Infrastruktur pendukung ICT (bandwidth) masih belum merata diseluruh wilayah/daerah di indonesia.
Implementasi E-learning
E-learning merupakan sebuah sistem menyeluruh. Untuk penerapan yang efektif dan maksimal, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat kebijakan terkait penggunaan E-learning. Kebijakan memiliki peran krusial karena menyangkut seluruh komponen pendukung E-learning.
Artikel ini dapat diakses pula di http://idelearning.com/2011/08/18/e-learning-untuk-diklat-pns-telaah-diklat-pns-bag-2/#more
(bersambung ke bagian 3 “Proses Membuat Kebijakan”)
<iframe width="640" height="410" src="http://www.youtube.com/embed/pVd3U51Uj7I" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
No comments:
Post a Comment