Sabtu kemarin kedua putra-putri kami terserang demam dan suhu tubuhnya naik turun berkisar antara 37-38,7C. Di tubuh mereka timbul bercak merah terutama di wajah Firman yang kulitnya relatif putih....Sedangkan Riris juga mengalami pegal-pegal di persendiannya.....
Alternatif pertama yang kami lakukan adalah memberi mereka madu Habatus Sauda untuk pertahanan tubuh. Setelah malamnya mereka masih panas, maka kami putuskan untuk segera ke dokter yang biasa dikunjungi keluarga kami.....namun karena hari itu adalah Ahad....timbul keraguan karena biasanya dokter dan klinik libur........
Setelah mencoba menelepon beberapa kali, didapatkan informasi bahwa dokter anak yang biasa dikunjungi Firman buka ba'da Maghrib.....Yang mengejutkan Dr.Nurrachim menjawab panggilan kami melalui HP dan menginformasikannya secara langsung... Sedangkan untuk Riris kami terpaksa ke UGD salah satu rumah sakit swasta di Bandung.
Singkat kata kedua dokter yang dikunjungi menginformasikan bahwa putra putri kami terserang penyakit yang sama dan memerlukan istirahat dokter (baca: sebetulnya merka bersikeras untuk masuk sekolah setelah libur panjang ini, namun Commander In Chief memutuskan mereka untuk istirahat minimal hari ini)....Alhamdullillah keduanya sudah stabil suhu tubuhnya dan dalam masa pemulihan....
Cerita belum selesai......Dari pengalaman kemarin.....ternyata "pengobatan" yang ampuh dari kedua dokter tersebut adalah penerimaaan yang tulus dari mereka....Kita bisa mengerti, di hari libur dimana sebagian besar orang sedang istirahat atau berkumpul dengan keluarga, seorang dokter memang dituntut untuk bisa memainkan "Peran Orcar-nya" untuk selalu ramah namun tegas dalam menghadapi pasiennya. Tidak sedikit memang dokter yang menganggap pasien adalah bagian dari rutinitas atau "Assembling Line" dari tugas mereka, namun dengan persaingan yang ketat dan "Rule of Games" yang sangat berbeda pada saat ini, banyak dokter yang memasukkan Hubungan Manusia (dengan H dan M dalam huruf besar) dalam profesinya.
Dokter....Engkau Memang Pinter.......Ayo para dokter anda berharga bagi bangsa ini….
Baca juga : http://sardjana.multiply.com/reviews/item/16
Alternatif pertama yang kami lakukan adalah memberi mereka madu Habatus Sauda untuk pertahanan tubuh. Setelah malamnya mereka masih panas, maka kami putuskan untuk segera ke dokter yang biasa dikunjungi keluarga kami.....namun karena hari itu adalah Ahad....timbul keraguan karena biasanya dokter dan klinik libur........
Setelah mencoba menelepon beberapa kali, didapatkan informasi bahwa dokter anak yang biasa dikunjungi Firman buka ba'da Maghrib.....Yang mengejutkan Dr.Nurrachim menjawab panggilan kami melalui HP dan menginformasikannya secara langsung... Sedangkan untuk Riris kami terpaksa ke UGD salah satu rumah sakit swasta di Bandung.
Singkat kata kedua dokter yang dikunjungi menginformasikan bahwa putra putri kami terserang penyakit yang sama dan memerlukan istirahat dokter (baca: sebetulnya merka bersikeras untuk masuk sekolah setelah libur panjang ini, namun Commander In Chief memutuskan mereka untuk istirahat minimal hari ini)....Alhamdullillah keduanya sudah stabil suhu tubuhnya dan dalam masa pemulihan....
Cerita belum selesai......Dari pengalaman kemarin.....ternyata "pengobatan" yang ampuh dari kedua dokter tersebut adalah penerimaaan yang tulus dari mereka....Kita bisa mengerti, di hari libur dimana sebagian besar orang sedang istirahat atau berkumpul dengan keluarga, seorang dokter memang dituntut untuk bisa memainkan "Peran Orcar-nya" untuk selalu ramah namun tegas dalam menghadapi pasiennya. Tidak sedikit memang dokter yang menganggap pasien adalah bagian dari rutinitas atau "Assembling Line" dari tugas mereka, namun dengan persaingan yang ketat dan "Rule of Games" yang sangat berbeda pada saat ini, banyak dokter yang memasukkan Hubungan Manusia (dengan H dan M dalam huruf besar) dalam profesinya.
Dokter....Engkau Memang Pinter.......Ayo para dokter anda berharga bagi bangsa ini….
Baca juga : http://sardjana.multiply.com/reviews/item/16
No comments:
Post a Comment